"Walaupun turun sedikit ke 7.072, namun lebih baik dari Hong Kong dan Thailand. Hong Kong minus 3,14, Thailand minus 4,78," kata Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga menuturkan bahwa obligasi Indonesia menunjukkan peningkatan dari 645 persen ke 702 persen.
Kendati demikian, Airlangga tak menepis bahwa emas dan nikel mengalami kenaikan konflik geopolitik.
Selanjutnya, Menko Airlangga menyampaikan neraca perdagangan Indonesia turut mengalami surplus positif di angka Rp4,47 miliar per Maret 2024.
"Ini lebih tinggi dibandingkan Februari maupun Maret tahun lalu. Surplus beruntun 47 bulan secara berturut-turut,"
Dilihat segi stabilitas makro, Airlangga menyampaikan inflasi per Maret 2024 yang tercatat senilai 3,05 persen secara tahunan (yoy), dan masih di dalam rentang 2,5 persen plus minus 1.
Berbagai lembaga pemeringkat juga telah memberikan ranking yang positif untuk Indonesia. Misalnya saja Lembaga Pemerintah Moody's yang mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) atau rating kredit Indonesia pada leringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade dengan outlook stabil pada 16 April 2024.
Load more