"Ini jauh lebih besar daripada impor minyak 32,1 miliar dolar atau share 14,5%, artinya terjadi natural hedging antara ekspor Indonesia dan kebutuhan impor yang tinggi," ujarnya.
Dilihat segi stabilitas makro, Airlangga menyampaikan inflasi per Maret 2024 yang tercatat senilai 3,05 persen secara tahunan (yoy), dan masih di dalam rentang 2,5 persen plus minus 1.
Berbagai lembaga pemeringkat juga telah memberikan ranking yang positif untuk Indonesia. Misalnya saja Lembaga Pemerintah Moody's yang mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) atau rating kredit Indonesia pada leringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade dengan outlook stabil pada 16 April 2024.
"Moodys, JCR (rating) tetap relatif baik dan juga kepercayaan konsumen relatif tinggi dengan penjualan eceran tumbuh 3,5 persen yoy," tutup Airlangga.
"Jadi eceran selama bulan puasa dan Idul Fitri naik 3,5% yoy, kemudian PMI di level 54,2 lebih tinggi dari ASEAN yang 51,5," kata Airlangga.
Dari segi investasi, di tahun 2023 tercatat Rp1.418,9 triliun dan ini tentu lebih tinggi dari pada target sebesar Rp1.400 triliun dan menciptakan tenaga kerja 1,8 juta.
Selanjutnya, kondisi perbankan kuat tercermin dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing diatas 50% dan 10%, CAR masih baik 27,72%.
Load more