Secara historis posisi devisa nettonya 1-5% dan total utang luar negerinya 6% dari total kewajiban perbankan dan valas 15% dari kredit jadi valas pun realisasinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kredit valas.
"Tentu beberapa hal yang pemerintah terus menjaga yaitu cash rasio dan hedging rasio, pemerintah sudah mendorong devisa hasil ekspor sehingga tentu kalau tidak ada kebutuhan dolar tidak diberikan, artinya kalau kebutuhan dolarnya masih jauh tidak perlu sekarang mencari dolar dan devisa sampai Maret masih di 140 miliar," jelasnya.
Pemerintah juga terus mendorong penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) dengan Satgas Nasional LCT.
Airlangga menegaskan bahwa saat ini Malaysia, Thailand, Jepang, dan China sudah dan MoU sedang dilakukan dengan Singapura dan Korea Selatan, dan ini akan diperluas ke India Saudi Arabia dan ASEAN.
"Jadi, itu hal-hal yang dilakukan untuk memitigasi gejolak geopolitik saat ini," tutup Airlangga. (rpi)
Load more