Sebagaimana sebelumnya, beban bunga menjadi faktor yang signifikan atas kerugian Perseroan di periode saat itu.
Selain itu, transaksi nontunai berupa penurunan nilai terhadap beberapa aset Perseroan, rugi atas transaksi derivatif serta kerugian buku atas penjualan anak usaha juga mempengaruhi posisi laba Perseroan.
Posisi positif atas laba tahun berjalan untuk periode 2016 sampai tahun 2022 dengan total sebesar lebih dari 1 miliar USD, membuat posisi laba ditahan Perseroan bergerak dari negatif 3.357,1 juta USD di tahun 2016 menjadi negatif 2.351,2 juta USD di tahun 2023.
Hingga dilunasinya Utang PKPU di bulan Oktober 2022, beban bunga sangat besar yang sebelumnya mempengaruhi Laba Perseroan sudah tidak menjadi beban perusahaan di masa yang akan datang.
Selain itu, harga batu bara yang cukup tinggi semakin membuat prospek Perseroan semakin baik di masa yang akan datang yang akan menjaga posisi Laba Ditahan Perseroan tetap positif sehingga Perseroan mempunyai kemampuan, bergantung persetujuan pemegang saham, untuk membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.
Maka agar dapat membayar dividen, Perseroan akan melakukan restrukturisasi terhadap modal melalui Rencana Kuasi Reorganisasi, yaitu dengan cara mengeliminasi akumulasi rugi (defisit) laba ditahan dengan menggunakan saldo agio saham.
Sebagai informasi tambahan, tujuan Perseroan untuk melaksanakan Rencana Kuasi Reorganisasi adalah untuk memperbaiki saldo laba Perseroan, agar Perseroan dapat melakukan pembagian dividen tunai kepada para pemegang saham.
Load more