Jakarta, tvOnenews.com - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik Keluarga Bakrie tiba-tiba mendadak melejit tinggi sepanjang hari ini, Selasa (23/4/2024).
Pergerakan impresif saham BUMI tersebut ternyata disulut oleh kabar segar mengenai rencana pembagian dividen dan kuasi reorganisasi yang akan dilakukan perusahaan.
Sepanjang sesi, saham BUMI bahkan terpantau sempat menyentuh level tertinggi di harga Rp108 dengan harga terendah Rp87. Sebanyak 4,10 miliar saham BUMI ditransaksikan dengan nilai Rp412,00 miliar dan frekuensi transaksi 35.394 kali.
Price to earnings ratio (PER) BUMI berada di 222,99 kali, sedangkan price to book value (PBVR) 161 kali dan kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp38,25 triliun.
Melejitnya saham milik Keluarga Bakrie tersebut ternyata dipengaruhi oleh kabar baik yang disampaikan oleh perusahaan.
Melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), BUMI berencana melakukan kuasi reorganisasi atau menghapus akumulasi rugi yang selama ini ditanggung perusahaan.
Lewat laporan resminya, manajemen terdapat beberapa manfaat dari kuasi reorganisasi ini, yaitu memberikan gambaran yang sesungguhnya atas kondisi keuangan BUMI saat ini dan kedepannya.
BUMI diharapkan dapat meneruskan usahanya secara lebih baik, dengan posisi keuangan saat ini dan tanpa dibebani defisit masa lampau.
Sebagai informasi, BUMI memiliki posisi negatif pada laba ditahannya tahun 2012 yakni sebesar 433,0 juta USD. Hal itu disebabkan oleh rugi tahun berjalan sebesar 666,2 juta USD dan pembagian dividen tunai sebesar 33,9 juta USD.
Diketahui, pembayaran dividen tahun 2012 tersebut adalah pembagian untung terakhir yang dilakukan oleh BUMI.
Saat itu, rugi tahun berjalan tahun 2012 berupa beban bunga sebesar 620,5 juta USD sehubungan dengan pinjaman Perseroan dan rugi atas transaksi derivatif sebesar 344,9 juta USD.
Posisi laba ditahan terus mengalami penurunan hingga mencapai titik terendah di tahun 2015, yaitu sebesar negatif 3.357,1 juta USD karena Perseroan kembali mengalami kerugian pada periode tersebut.
Sebagaimana sebelumnya, beban bunga menjadi faktor yang signifikan atas kerugian Perseroan di periode saat itu.
Selain itu, transaksi nontunai berupa penurunan nilai terhadap beberapa aset Perseroan, rugi atas transaksi derivatif serta kerugian buku atas penjualan anak usaha juga mempengaruhi posisi laba Perseroan.
Posisi positif atas laba tahun berjalan untuk periode 2016 sampai tahun 2022 dengan total sebesar lebih dari 1 miliar USD, membuat posisi laba ditahan Perseroan bergerak dari negatif 3.357,1 juta USD di tahun 2016 menjadi negatif 2.351,2 juta USD di tahun 2023.
Hingga dilunasinya Utang PKPU di bulan Oktober 2022, beban bunga sangat besar yang sebelumnya mempengaruhi Laba Perseroan sudah tidak menjadi beban perusahaan di masa yang akan datang.
Selain itu, harga batu bara yang cukup tinggi semakin membuat prospek Perseroan semakin baik di masa yang akan datang yang akan menjaga posisi Laba Ditahan Perseroan tetap positif sehingga Perseroan mempunyai kemampuan, bergantung persetujuan pemegang saham, untuk membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.
Maka agar dapat membayar dividen, Perseroan akan melakukan restrukturisasi terhadap modal melalui Rencana Kuasi Reorganisasi, yaitu dengan cara mengeliminasi akumulasi rugi (defisit) laba ditahan dengan menggunakan saldo agio saham.
Sebagai informasi tambahan, tujuan Perseroan untuk melaksanakan Rencana Kuasi Reorganisasi adalah untuk memperbaiki saldo laba Perseroan, agar Perseroan dapat melakukan pembagian dividen tunai kepada para pemegang saham.
Selain itu, apabila Kuasi Reorganisasi tidak dilakukan sekarang maka akan sulit bagi Perseroan untuk membagikan dividen dalam waktu dekat, sekalipun dari sisi keuangan Perseroan memiliki prospek keuangan yang baik. (rpi)
Load more