"Sentimen positif bagi rupiah berasal dari rilis data neraca perdagangan Indonesia untuk Maret 2024," kata Josua.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus perdagangan yang sebesar 4,47 miliar dolar AS. Surplus tersebut melebihi ekspektasi pasar yang sebesar 1,23 miliar dolar AS dan lebih tinggi signifikan dari surplus Februari 2024 yang sebesar 834 juta dolar AS.
Selain itu, angka tersebut merupakan surplus tertinggi dalam 12 bulan terakhir, sejak Februari 2023, didorong oleh penurunan impor yang lebih dalam dari yang diperkirakan dan kinerja ekspor yang tidak selemah yang diantisipasi.
Menurut Josua, faktor yang membatasi penguatan lebih lanjut dari nilai tukar rupiah adalah respons antisipatif terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai perselisihan hasil pemilihan presiden (pilpres) yang diumumkan kemarin.
Pada Senin (22/4), MK menggelar sidang pembacaan putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024. Hakim menyatakan menolak seluruh permohonan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, serta menolak seluruh permohonan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Investor juga cenderung mengantisipasi pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan April 2024 pada pekan ini.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turun ke level Rp16.244 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.224 per dolar AS. (ant/rpi)
Load more