Jakarta, tvOnenews.com - Mayoritas mata uang di kawasan Asia kembali terpuruk pada perdagangan awal pekan ini. Pelemahan Yen Jepang yang mencapai rekor terendahnya dalam 34 tahun menyeret mata uang lain di kawasan kecuali Rupiah.
Pascapenurunan suku bunga acuan BI-Rate, nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (29/4/2024)
ternyata berhasil menguat tipis. Kurs Rupiah di pasar spot terpantau di level Rp16.236 per dolar AS, atau lebih tinggi 6 poin dibandingkan dengan posisi terakhir di level Rp16.240 per dolar AS.
Namun, posisi rupiah pagi ini lebih rendah 12 poin dibandingkan dengan kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) akhir pekan lalu. Sepanjang pekan lalu,nilai tukar rupiah masih dalam tekanan seiring dengan keluarnya dana asing dari pasar keuangan domestik.
Berdasarkan data transaksi 22 – 25 April 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat melakukan aksi jual neto senilai Rp2,47 triliun, terutama di pasar saham sebesar Rp2,34 triliun.
Penguatan Rupiah hari ini tergolong anomali, dimana mata uang Garuda menguat di tengah penurunan mata uang di kawasan Asia. Penurunan nilai tukar di kawasan Asia hari ini terutama terjadi pada Yen Jepang dan Won Korea Selatan yang masing - masing turun 0,61 persen dan 0,28 persen.
Yen Terpuruk
Dalam 12 bulan terakhir mata uang Yen Jepang telah terkoreksi dalam hingga 15,19 persen terhadap dolar AS. Bahkan dalam empat pekan terakhir, Yen sudah melemah hingga 4,44 persen terhadap dolar AS.
Meski mata uangnya telah terpuruk dalam setahun terakhir, Bank Sentral Jepang ternyata tetap enggan untuk menaikkan suku bunga acuannya. Pekan lalu, dalam pertemuan bulanannya, Bank Sentral Jepang kembali mempertahankan tingkat suku bunga ultra rendahnya.
Keputusan Bank Sentral Jepang ini senada dengan sikap Menteri Keuangan Shunichi Suzuki yang menyebut penurunan nilai tukar Yen memiliki dampak positif bagi negara tersebut. Turunnya kurs Yen diperkirakan akan bisa meningkatkan daya saing ekspor Jepang yang sudah dalam fase penurunan. (hsb)
Load more