Jakarta, tvOnenews.com - Hanya butuh enam bulan bagi PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi perusahaan terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di tengah penguatan IHSG pada perdagangan Senin (29/4/2024), nilai kapitalisasi pasar saham BREN telah menembus Rp1.207 triliun, dan sempat menjadi perusahaan terbesar di BEI, mengalahkan saham BBCA.
Pada saat yang sama, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang selama ini merajai bursa, nilai kapitalisasi pasarnya hanya Rp1.195 triliun, atau lebih rendah dari BREN.
Namun pada penutupan perdagangan, saham BBCA akhirnya kembali menguasai tahta sebagai perusahaan terbesar, setelah menguat 1,82 persen, dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp1.208 triliun.
Sementara saham BREN yang ditutup menguat 4,64 persen, kembali berada di posisi kedua sebagai perusahaan terbesar dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp1.207 triliun.
Sepanjang hari Senin, saham BREN tidak terlalu aktif diperdagangkan dengan frekuensi 8,783 kali transaksi. Dengan volume saham yang diperdagangkan sebesar 17,97 juta saham dengan nilai perdagngan hanya Rp160,75 miliar rupiah.
Menguat 825 Persen
Sejak mencatatkan sahamnya di BEI pada 9 Oktober 2023 lalu, saham perusaaan energi terbarukan ini telah menguat hingga 825 persen dari harga perdana yang hanya di level Rp870 per saham.
Uniknya, harga saham BREN saat pertama listing (9/10/2023) di BEI langsung melejit hingga 25 persen. Di hari pertamanya, saham BREN yang harga IPO-nya di level Rp870 per saham sudah dianggap kemahalan, melonjak hingga ke level Rp975 dengan nilai perdangangan hanya Rp21,74 miliar rupiah.
Saham BREN bahkan kembali menunjukkan tajinya pada hari kedua perdagangan dengan melejit hingga mencapai batas maksimum yang diperkenankan sistem, atau auto rejection atas (ARA).
Sempat berkali - kali melonjak hingga mencapai ARA, minat investor terhadap saham BREN ternyata tidak surut, dan membuat harga saham BREN terus melejit hingga merajai tahta BEI sebagai perusahaan terbesar dari sisi kapitalisasi pasar.
Bahkan, di tengah gejolak pasar keuangan global dan domestik dalam sebulan terakhir, saham BREN terus melaju dan mampu menguat hingga 68,68 persen.
IHSG Menguat
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat hingga 1,70 persen. Bursa domestik mampu terus menguat di tengah maraknya kasi jual investor asing, menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Open Market Committee (FOMC) The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan Senin, IHSG ditutup menguat 119,69 poin atau 1,70 persen ke posisi 7.155,77. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 16,57 poin atau 1,84 persen ke posisi 915,35.
“Bursa Asia didominasi penguatan menjelang pertemuan kebijakan suku bunga The Fed pada pekan ini, tepatnya di hari Kamis (2/4) dini hari," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya.
Suku bunga The Fed diperkirakan tidak berubah pada level 5,25 sampai 5,5 persen dan baru dilakukan pemangkasan pada September ataupun Desember 2024.
Sementara dari Eropa, para pelaku pasar menanti rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I- 2024 dan inflasi tahunan untuk periode April 2024.
Dari dalam negeri, IHSG menguat setelah mengalami koreksi yang cukup dalam selama dua hari terakhir perdagangan pada pekan lalu. Sentimen positif datang dari realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI) di Kuartal-I 2024 yang naik hingga 15,5 persen (yoy).
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Sepuluh sektor meningkat dipimpin sektor kesehatan yang naik 4,33 persen, diikuti sektor energi dan sektor barang baku yang masing-masing naik sebesar 2,46 persen dan 2,35 persen. Sedangkan satu sektor terkoreksi yaitu sektor transportasi & logistik yang minus 0,76 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu HILL, HEAL, LEAD,CUAN dan BTPS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni IOTF, IKPM, SMLE, UVCR, dan NIKL.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.051.856 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,14 miliar lembar saham senilai Rp13,75 triliun. Sebanyak 304 saham naik, 257 saham menurun, dan 221 tidak bergerak nilainya. (hsb)
Load more