Sleman, DIY - Menjelang pergantian tahun, harga sejumlah kebutuhan pokok di Sleman, Yogyakarta ikut melambung. Bahkan harga telur di tingkat peternak ayam petelur menembus Rp27.000 per kilogram.
Dalam kondisi normal, menurut Fajar, harga telur di level peternak berkisar antara Rp 17.000 hingga Rp 20.000. Melambungnya harga telur ini sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir.
Fajar menyebut ada banyak faktor yang menyebabkan harga telur melonjak pada akhir tahun ini.
"Kalau harga telur mahal itu saat ini banyak faktor, salah satunya karena memang akhir tahun jadi permintaan naik. Terus ini juga kebetulan ada penyaluran PKH (program keluarga harapan) jadi memang telur yang ada saat ini kurang sehingga harganya bisa melambung seperti ini," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Fajar, penyebab lain naiknya harga telur karena imbas dari anjloknya harga telur pada beberapa bulan lalu. Saat itu banyak peternak yang akhirnya mengurangi jumlah populasi ayam sehingga telur yang dihasilkan juga berkurang.
Namun saat permintaan dari masyarakat pada akhir tahun naik, stok telur di tingkat peternak menipis dan cenderung kurang. Kondisi ini disebut menjadi penyebab lain melambungnya harga telur ayam.
"Bulan-bulan lalu kan harga telur sempat jatuh sehingga banyak peternak yang mengurangi jumlah populasi sehingga imbasnya kayak gini, apalagi saat ini kegiatan ekonomi sudah mulai berjalan bagus sedangkan produksi telur berkurang dari bulan-bulan lalu," ucapnya.
Fajar yang memiliki 12.000 ekor ayam petelur mengaku kewalahan memenuhi permintaan dari pedagang. Padahal dalam sehari ayam petelurnya bisa menghasilkan sekitar 600 kg telur.
Meskipun senang dengan naiknya harga telur, tapi ia justru berharap harga telur terus stabil.
"Kita sebenarnya harga telur naik ini tentunya cukup senang aja tapi kalau bisa stabil aja (harganya), gak seperti bulan-bulan lalu hingga di bawah BEP (Break Even Point) hingga banyak peternak gulung tikar, juga tidak melambung terlalu tinggi karena kalau melambung terlalu tinggi nanti kadang jual telur susah juga karena bakul-bakul (pedagang) mikir-mikir juga kalau mau ambil," terangnya.
Naiknya harga telur membuat ibu-ibu menjadi kalangan yang paling merasa terdampak. Mereka bahkan terpaksa mengurangi konsumsi telur dan menggantinya dengan lauk lain.
"Untuk lauk kadang diganti dengan tempe atau ikan asin. Ya mau gimana lagi, harus bisa ngirit," ujar Suharti salah satu warga Triharjo, Sleman. (Andri Prasetiyo/Buz).
Load more