“Terdapat peningkatan ekspor ke sejumlah negara, di antaranya India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Malaysia. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 5,9 juta ton atau tumbuh 14 persen secara tahunan,” tulis PTBA dalam rilisnya yang dikutip Selasa (1/5/2024).
Adapun realisasi angkutan batu bara melalui jalur kereta api pada Januari-Maret 2024 mencapai 8,4 juta ton atau meningkat 9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Meski sempat terdampak robohnya girder pada proyek pembangunan jalan layang Bantaian pada Maret lalu, angkutan batu bara melalui jalur kereta api tetap dapat mencapai target.
Tantangan PTBA tahun ini di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 21 persen secara tahunan dari USD 100,44 per ton pada Januari-Maret 2023 menjadi USD 78,9 per ton.
Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 49 persen secara tahunan menjadi USD 125,76 per ton. Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik.
Maka, PTBA harus konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.
“Perseroan melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis. Pada 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, serta angkutan 33,7 juta ton.” (rpi)
Load more