Jakarta, tvOnenews.com - Perusahaan tambang batu bara terkemuka PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan kinerja keuangan yang kurang positif di kuartal I-2024.
Jumlah tersebut menurun 18,3 persen year on year (yoy) dibandingkan senilai 458,04 juta dolar AS atau Rp7,44 triliun yang diperoleh pada kuartal I-2023.
Adapun, laba kotor perseroan tercatat senilai 627,7 juta dolar AS atau Rp10,19 triliun pada kuartal I-2024.
Nilai tersebut juga menurun 17,74 persen (yoy) dibandingkan pada periode yang sama tahun 2023 lalu senilai senilai 763,1 juta dolar AS atau Rp12,39 triliun.
Terkait hal tersebut, Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Garibaldi ‘Boy’ Thohir menyampaikan alasan dan faktor penyebab turunnya kinerja keuangan 3 bulan terakhir.
“Di tengah ketidakpastian global dan kondisi harga yang melemah, kami mempertahankan komitmen terhadap efisiensi biaya. Lebih lanjut, posisi neraca dan keuangan secara keseluruhan tetap sehat, sehingga menyediakan fleksibilitas pada saat ini,” ujar Boy Thohir dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (1/5/2024).
Selama kuartal I-2024, perseroan membukukan pendapatan senilai 1,44 miliar dolar AS atau Rp23,38 triliun.
Nilai pendapatan tersebut menurun 21,53 persen (yoy) dibandingkan pada kuartal I-2023 yang tercatat senilai 1,83 miliar dolar AS atau Rp29,71 triliun.
Di tengah penurunan pendapatan, volume produksi dan volume penjualan perseroan meningkat masing-masing sebesar 15 persen (yoy) dan 5 persen (yoy) menjadi 18,07 juta ton dan 16,48 juta ton batu bara pada kuartal I-2024.
“Pendapatan usaha turun 22 persen (yoy) karena penurunan 26 persen (yoy) pada harga jual rata-rata (ASP),” ujar Boy Thohir.
Seiring penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan ADRO ikut menurun 24 persen (yoy) menjadi 815 juta dolar AS pada kuartal I-2024, terutama karena penurunan beban royalti, dari angka tahun sebelumnya karena penurunan ASP maupun harga acuan batu bara.
Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal (capex) perseroan meningkat 56 persen (yoy) menjadi 206 juta dolar AS pada kuartal I-2024, terutama digunakan untuk membeli alat berat, tongkang, serta infrastruktur pendukung pada rantai pasokan.
“Operasi kami memulai tahun ini dengan baik, dan investasi yang kami perluas ke bisnis- bisnis baru berjalan baik sesuai panduan yang telah kami tetapkan,” ujar Boy Thohir.
Pada akhir kuartal I- 2024, total aset ADRO senilai 10,46 miliar dolar AS atau setara Rp169,861 triliun.
Sedangkan total liabilitas ADRO tercatat senilai 2,67 miliar dolar AS atau setara Rp43,35 triliun dan total ekuitas tercatat senilai 7,79 miliar dolar AS atau setara Rp126,5 triliun. (rpi)
Load more