Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyambut antusias agenda internasional World Water Forum (WWF) ke-10 2024 di Indonesia.
Fadli Zon menilai, forum tersebut akan menghasilkan resolusi dan referensi bagi para pengambil kebijakan untuk membuat regulasi yang tepat, khususnya terkait soal pengelolaan air secara nasional maupun global.
Oleh karena itu, WWF ke-10 2024 nantinya akan mempertemukan para ilmuwan, praktisi pengelolaan air, dan para politisi sekaligus pejabat negara dalam satu forum bersama.
“Pemikiran para ilmuwan terkait isu air dunia akan dibahas bersama dengan para politisi. Upaya ini menjadi salah satu usaha demi menciptakan sebuah resolusi yang bisa menjadi wawasan bagi para pengambil kebijakan untuk membuat regulasi yang tokcer,” ujar Fadli Zon di Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Fadli Zon menambahkan, akan ada banyak perwakilan dari parlemen negara yang menghadiri Forum Air Sedunia (World Water Forum/WWF) ke-10 di Nusa Dua, Bali pada 18–25 Mei mendatang.
Karenanya, dia menekankan agar sejumlah isu krisis air di dunia yang sangat mendesak tak boleh luput dari pembahasan WWF.
“Informasi yang saya terima ada lebih 40 negara yang hadir. Kami berharap pertemuan ini juga bisa mencegah terjadi kelangkaan air, apalagi saat ini dunia mengalami ‘climate change’ yang ekstrem,” kata Fadli Zon.
World Water Forum ke-10 mengusung tema ‘Air untuk Kemakmuran Bersama’. Para petinggi negara yang hadir akan membahas empat isu air yang krusial, yakni konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
“Kami berharap dari sisi parlemen juga bisa berperan serta karena ini adalah forum yang multipihak, multistakeholder. (Harapannya nanti parlemen dapat) membuat undang-undang yang bisa mengawasi jalannya eksekutif dan budget terkait dengan akses terhadap air bersih, sanitasi sesuai SDGs ke-6,” kata Fadli Zon.
World Water Forum ke-10 fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia.
Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan 4 organisasi internasional untuk turut berpartisipasi dan menyukseskan World Water Forum ke-10 yang akan digelar di Bali pada 18–25 Mei 2024.
Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno mengklaim bahwa agenda internasional tersebut dapat mendongkrak potensi ekonomi hingga 35–50 juta dolar AS atau Rp561 miliar sampai Rp800 miliar.
Sandiaga menyebut, agenda tersebut diperkirakan akan menarik antara 35.000 hingga 50.000 peserta, baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang besar bagi bisnis lokal dan meningkatkan perekonomian setempat.
“Dan kami yakin World Water Forum di Bali dapat menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia dan Bali untuk menempatkan peran strategis dalam pengelolaan air dengan kearifan lokal,” kata Sandiaga dalam konferensi virtual yang dikutip, Selasa (7/5/2024).
Sandiaga menambahkan, permintaan penerbangan ke Bali melonjak menjelang forum air sedunia yang akan dibuka pada 20 Mei tersebut.
Saat ini, pihaknya sedang menganalisis permintaan penerbangan ke Bali untuk mempertimbangkan kemungkinan penambahan penerbangan selama penyelenggaraan World Water Forum.
Sandiaga mengatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mempertimbangkan penambahan penerbangan ke Bali guna mengakomodasi lonjakan minat tersebut.
“Kami akan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk menambah lebih banyak penerbangan ke Bali,” ujar dia. (ant/rpi)
Load more