Berdasarkan data KKP, potensi pasar global ikan nila untuk 2024 sebesar 14,46 miliar dolar AS atau setara Rp232,4 triliun. Sedangkan proyeksi untuk tahun 2034, diharapkan bisa mencapai 23,02 miliar dolar AS atau setara Rp370 triliun.
Pada 2023, beberapa negara tujuan ekspor ikan nila terbesar antara lain Amerika Serikat sebesar 849 juta dolar AS (Rp13,64 triliun), diikuti Meksiko 152 juta dolar AS (Rp2,4 triliun), Uni Eropa 130 juta dolar AS (Rp2,09 triliun), Timur Tengah 128 juta dolar AS (Rp2,05 triliun) dan Pantai Gading 73 juta dolar AS (Rp1,17 triliun).
Lebih lanjut, Pemerintah menargetkan untuk memiliki satu komoditas unggulan untuk dikembangkan pada tambak-tambak tak terpakai (idle) di wilayah Pantura.
Ikan nila salin dinilai sangat cocok karena tahan dari berbagai macam penyakit hewan.
"Kita targetkan supaya punya satu komoditi, satu yang jumlahnya signifikan dan valuable, yang paling penting nilainya cukup. Jadi jangan industrinya kecil-kecil, begitu ada permintaan tinggi, enggak standar (kualitas berbeda), itu yang terjadi di kita, kita minta ubah mindset-nya," kata Trenggono.
Modeling budidaya kawasan tambak ikan nila salin diklaim akan meningkatkan kapasitas panen dari yang semula 0,6 ton per hektare menjadi 80-an ton per hektare.
Load more