Jakarta, tvOnenews.com - Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa proses transformasi perusahaan negara tidak mungkin diselesaikan dalam waktu 5 tahun masa jabatan.
Hal itu disampaikan Erick Thohir sela Family Gathering Kementerian BUMN di di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu, 5 Mei 2024 lalu.
"Dinamika yang terjadi tidak memungkinkan selesai. Itu akan saya laporkan di ujung di bulan Oktober (2024) saja," kata Erick dikutip pada Rabu (8/5/2024).
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan optimistis 99 persen agenda BUMN akan tuntas hingga di penghujung masa jabatan di Oktober 2024.
Erick menjelaskan, dalam enam bulan ke depan bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo akan terus menyelesaikan agenda transformasi yang belum terselesaikan.
Dari target 88 proyek yang menjadi target strategis BUMN, 87 proyek diantaranya diklaim selesai.
Dengan selesainya 87 proyek tersebut, artinya 99 persen dari target 88 proyek strategis nasional yang telah dituntaskan.
"Ini terjadi karena seluruh karyawan BUMN dan keluarganya mendukung," ujarnya.
Dengan demikian, transformasi yang dilakukannya saat ini adalah bagaimana memetakan BUMN agar tetap terus efektif dan mampu bersaing ke depan.
"Itu perlu agar BUMN menjadi benteng ekonomi nasional," kata Erick.
Erick menyampaikan, program transformasi hanya bisa memberikan hasil yang optimal apabila dilakukan secara berkelanjutan.
Sebagai contoh, keberlanjutan yang terjadi di negara-negara maju, seperti China, adalah minimal 15 tahun.
"Transformasi BUMN itu tidak selesai dalam waktu 5 tahun. Kalau mau benchmarking dengan China itu butuh waktu 18 tahun. Jadi kalau China yang sedemikian masif memperbaiki negaranya butuh 18 tahun, maka saya rasa tidak mungkin transformasi BUMN selesai dalam 5 tahun," kata Erick.
Namun demikian, Erick dan jajaran pimpinan di Kementerian BUMN telah mempersiapkan Blueprint BUMN sampai 2034, yang berlaku hingga 10 tahun ke depan. Salah satunya memperkuat ekosistem.
Misalnya pupuk dan pangan saat ini terpisah, maka ke depan akan dijadikan satu ekosistem. Karena tidak mungkin bicara pangan tanpa membahas pupuk.
"Di pupuk sendiri masih banyak kekurangan, yaitu sumber bahan baku. Kita juga bikin Blueprint, kalau kita mau menjadi produser pupuk nomor 5 bahkan nomor 3 di dunia, maka harus ada kepastian bahan bakunya. Semuanya di detailkan agar pengganti kami semua sudah punya blueprint," kata Erick.
Hal serupa juga dilakukan Erick adalah membahas anggaran BUMN tahun 2025, termasuk Penyertaan Modal Negara (PMN).
“Dengan demikian, siapapun pengganti kami nanti akan tahu bahwa ada pekerjaan yang sedang dilakukan sebelumnya," kata Erick.
Sebagai catatan, kapasitas usaha BUMN yang sangat besar sebagai modal pemasukan bagi negara.
Sayangnya hal tersebut tidak diimbangi dengan manajerial BUMN yang baik sehingga banyak BUMN yang berjalan di tempat bahkan menjadi beban negara.
BUMN Research Group LM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mencatat 80 persen dari total pendapatan BUMN berasal dari hanya 20 persen dari total jumlah perusahaan “pelat merah” itu saja.
Artinya, masih banyak perusahaan milik BUMN yang belum beroperasi secara maksimal.
Di sisi lain, lingkungan bisnis (environment business) di dunia saat ini sedang berubah. Perubahan itu didorong perkembangan teknologi informasi seperti industri 4.0, artificial intelligence yang menjadi penggerak industri.
BUMN mau tidak mau harus siap menghadapi situasi yang berubah dan ketidakpastian.
Maka, cara terbaik menghadapinya adalah dengan melakukan transformasi untuk implikasi pada tata kelola dan bisnis BUMN. (ant/rpi)
Load more