Jakarta, tvOnenews.com - Kabar mengenai kacaunya kondisi keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk atau INAF tampaknya menjadi persoalan serius.
Selain tak punya uang lagi untuk membayar gaji karyawan, kini kabar mengenai fraud di Indofarma juga kian mengerucut.
Diketahui, Indofarma saat ini belum melaporkan kinerja keuangan tahun 2023 full year dan kuartal I-2024.
Menilik keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), laporan keuangan yang terakhir dipublikasikan oleh INAF adalah kuartal III-2023.
Berdasarkan laporan tersebut, Indofarma diketahui mengalami rugi bersih sebesar Rp191,69 miliar atau naik 4,68% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang tercatat Rp183,12 miliar.
Kerugian tersebut didukung dengan kecilnya laba bruto yang dihasilkan INAF. Tercatat, perusahaan obat-obatan milik negara tersebut hanya membukukan Rp10,24 miliar pada periode Januari-September 2023.
Keuntungan kotor tersebut turun signifikan dibandingkan periode tahun sebelumnya yang tercatat Rp76,34 miliar.
Parahnya, laba bruto tersebut tidak sanggup menutup beban penjualan yang mencapai Rp76,45 miliar plus beban umum dan administrasi yang tercatat Rp100,53 miliar.
Tak cukup sampai di situ, INAF saat itu juga mencatatkan beban keuangan sebesar Rp39,09 miliar. Angka tersebut setara naik 35% dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp28,98 miliar.
Kondisi tersebut diperparah lagi dengan perseroan yang menyatakan mengalami modal atau ekuitas negatif Rp105,36 miliar.
Hal tersebut disinyalir karena rugi yang terjadi bertahun-tahun sehingga saldo rugi tercatat mencapai Rp807,99 miliar.
Saat ini, salah satu strategi yang dirancang BUMN untuk menyelamatkan Indofarma adalah meningkatkan kinerja anak perusahaan, yakni PT Bio Farma (Persero).
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Indofarma saat ini tengah mengalami kondisi keuangan yang sangat sulit karena banyaknya persoalan yang begitu kompleks.
Menteri yang akrab disapa Tiko itu menuturkan, Kementerian BUMN dan Bio Farma saat ini masih mempelajari permasalahan yang dihadapi Indofarma.
“Kita sedang merancang bersama dengan Bio Farma sebagai holding untuk nanti bagaimana operasional Indofarma,” ujar Tiko.
Wamennya Erick Thohir itu mengatakan, upaya penyelamatan perusahaan farmasi plat merah tersebut sepenuhnya akan dilakukan oleh Bio Farma.
“Kita lihat skalanya seperti apa, karena sekarang kondisinya lagi sangat berat sekali. Jadi, Bio Farma nanti yang akan melakukan penyelamatan (sebagai) holding,” kata Tiko.
Saat ini, penanganan Indofarma sedang difokuskan pada dua aspek, yakni penyelamatan perusahaan dan pemeriksaan atas dugaan kejahatan.
Tiko tak menampik bahwa salah satu penyakit Indofarma saat ini adalah fraud alias dugaan penyelewengan atau manipulasi keuangan atau bisa juga korupsi.
Oleh karena itu, Kementerian BUMN kini tengah menunggu hasil audit laporan keuangan INAF yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Bahkan, Tiko tak menutup kemungkinan bahwa ke karut-marut keuangan Indofarma tersebut bisa diseret ke ranah hukum.
“Aspek fraud-nya lagi kita tindaklanjuti dengan hasil audit BPK, mungkin nanti ke penegak hukum. Tapi (untuk) aspek penyelamatan perusahaan, kita sedang merancang bersama dengan Bio Farma,” kata Tiko dikutip pada Kamis (9/5/2024). (rpi)
Load more