“Meningkatnya DPK mencerminkan tingkat kepercayaan nasabah kepada Bank Muamalat yang tetap terjaga dengan baik. Selain itu, kami juga aktif menjalin kerja sama dengan berbagai instansi di sektor pendidikan, rumah sakit dan lembaga sosial," kata Indra Fatehan.
"Salah satu layanan yang kami tawarkan adalah CMS yang diberi nama MADINA. Hal ini membuat penempatan giro untuk kebutuhan transaksi nasabah turut meningkat,” ujarnya.
Adapun penyaluran pembiayaan Bank Muamalat per 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp21,4 triliun, tumbuh 10,2% (yoy). Hasilnya, Financing to Deposit Ratio (FDR) perseroan juga ikut meningkat dari 42,47% per 31 Maret 2023 menjadi 46,32% pada akhir Maret 2024. Sedangkan laba sebelum pajak Bank Muamalat tercatat senilai Rp5,0 miliar per 31 Maret 2024.
Aset Bank Muamalat tercatat sebesar Rp64,9 triliun, meningkat 5,4% (yoy) dari sebelumnya yang sebesar Rp61,6 triliun. Perseroan juga berhasil menjaga kualitas aset yang terlihat dari rasio Non Performing Financing (NPF) sebesar 1,17% (nett).
Indra menambahkan, total modal Bank Muamalat per 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp6,9 triliun. Adapun rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 30,93% per akhir Maret 2024. Rasio tersebut berada jauh di atas ambang batas ketentuan regulator.
Optimalisasi Jaringan dan Layanan Digital
Dalam rangka meningkatkan kinerja perseroan, Bank Muamalat terus melakukan optimalisasi jaringan kantor cabang dan ATM. Per 31 Maret 2024, jumlah kantor cabang Bank Muamalat sebanyak 235 yang terdiri dari 80 kantor cabang termasuk 1 kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia, dan 155 kantor cabang pembantu.
Load more