Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah tren penurunan yang masih mengancam, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil menguat hingga 0,51 persen. Penguatan indeks hari ini ditopang melejitnya saham milik pengusaha Prajogo Pangestu seperti TPIA dan BREN.
Pada perdagangan Rabu (15/5/2024) pagi, IHSG yang dibuka menguat tipis terus menunjukkan kinerja positif. Pada pukul 9.20 WIB, IHSG terpantau telah menguat hingga 0,51 persen ke level 7.120.
Penguatan IHSG ditopang oleh penguatan yang terjadi pada 205 saham, sementara sebanyak 167 saham terpantau turun, dan 193 saham lainnya bergerak stagnan.
Dari kelompok emiten, penguatan terutama ditopang oleh naiknya saham - saham milik taipan Prajogo Pangestu, dimana saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) terpantau naik hingga 6,53 persen.
Sementara saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga mampu naik 2,43 persen ke level Rp9.500. Saham BREN ini melanjutkan penguatannya dan mencapai kapitalisasi pasar senilai Rp1.267 triliun, dan tetap kokoh sebagai emiten dengan nilai pasar terbesar di BEI.
Di luar emiten milik Prajogo Pangestu, penguatan IHSG juga ditopan goleh naiknya saham - saham unggulan seperti BBRI yang menguat 1,69 persen dan ASII yang kembali menguat tipis setelah sempat anjlok parah pada perdagangan Selasa (14/5/2024)
Meski indeks berhasil menguat tipis, tim riset dari BRIDanareksa Sekuritas menilai IHSG masih dalam posisi bearish atau tren penurunan. Investor diminta tetap waspada mengantisipasi potensi terjadinya koreksi.
"IHSG kembali melemah, rebound masih tertahan resisten MA 20 di 7151. Secara tren mulai bearish, masih ada potensi penurunan lanjutan ke area support 7014 dan 6893
selagi tren masih bearish," tulis BRIDanareksa Sekuritas dalam risetnya.
Sebelumnya, di bursa Amerika Serikat, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,32 persen ke level
39.558. Sementara Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,48 persen dan Nasdaq naik 0,75 persen.
Kenaikan bursa di Amerika Serikat ini menyusul rilis naiknya inflasi di tingkat produsen yang lebih tinggi dari ekspektasi pada bulan April 2024.
Kenaikan inflasi pada biaya barang dan jasa ini membuat pelaku pasar semakin memperkirakan bahwa penurunan suku bunga di Amerika baru bisa dilakukan pada bulan September mendatang. (hsb)
Load more