Dalam ekspedisi penelitian tersebut, fokusnya adalah pada keanekaragaman hayati laut, potensi karbon, penilaian stok ikan hingga pemetaan gempa yakni investigasi zona megathrust untuk menyempurnakan model gempa bumi dan tsunami.
Luhut mengharapkan penelitian itu dapat mendukung kesejahteraan sosial melalui penemuan potensi inovasi produk dan solusi berbagai bidang diantaranya kedokteran atau bioteknologi.
“Yang paling penting adalah kesempatan mempelajari potensi gempa bumi dan tsunami demi keselamatan manusia,” imbuhnya.
Di sisi lain, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menjelaskan sejak 2022, pihaknya telah mendukung ekspedisi maritim dengan ratusan hari berlayar setiap tahun menggunakan armada kapal penelitiannya dan bermitra dengan kapal asing seperti OceanXplorer.
Program ini dibuat terbuka untuk semua ilmuwan yang dipilih berdasarkan permintaan partisipasi terbuka dan kolaborasi yang kompetitif.
Tim peneliti Indonesia terdiri dari perwakilan BRIN, universitas, dan organisasi Konservasi Indonesia.
Misi itu juga melibatkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Load more