Jakarta, tvOnenews.com - Fantastis, Film Vina: Sebelum 7 Hari yang diangkat dari kisah nyata kasus pembunuhan remaja di Cirebon 8 tahun silam, bisa dibilang sukses besar.
Hal itu disampaikan Dee Company selaku PH melalui rilis resminya di media sosial.
“Sampai hari ini jam 3 siang 3.000.000++ orang turut berdoa untuk menuntaskan keadilan Vina,” demikian keterangan dari unggahan akun Instagram @deecompany_official, dikutip Kamis (16/5/2024).
Rilis tersebut juga diunggah oleh sang sutradara Anggy Umbara, Dheeraj Kalwani selaku produser, hingga Fahad Haydra selaku aktor melalui melalui akun Instagram pribadinya masing-masing.
Sehari sebelumnya atau pada hari keenam, film Vina: Sebelum 7 Hari bahkan telah disaksikan 2,5 juta lebih penonton di bioskop.
Melihat begitu besar animo penonton, lantas berapakah penghasilan atau keuntungan Dee Company selaku rumah produksi yang membuat film bergenre horor tersebut?
Menghitung keuntungan dari sebuah film layar lebar Indonesia ternyata tidak sulit.
Pada tahun 2023 lalu, sutradara senior Joko Anwar pernah membeberkan budget atau biaya produksi sebuah film hingga cara menghitung pendapatan dari industri film di Tanah Air.
Joko Anwar menjelaskan, biaya yang dibutuhkan untuk membuat sebuah film kategori mikro di Indonesia berkisar di bawah Rp3 miliar.
Sedangkan, produksi film kategori rendah umumnya menelan biaya 3-6 miliar, kategori menengah menghabiskan Rp6-10 miliar, dan kategori tinggi Rp10-20 miliar.
Menurut Joko Anwar melalui postingannya tahun lalu, pendapatan kotor untuk satu film Indonesia dapat disetarakan dengan 1 tiket x Rp40 ribu (harga tiket rata-rata bioskop).
Sedangkan setiap perusahaan film atau rumah produksi, biasanya akan menerima keuntungan sebesar Rp18.000 per tiket yang terjual.
"Pendapatan tayang bioskop yang diterima bersih ke perusahaan film setelah dipotong pajak dan dibagi 50-50 persen dengan bioskop (rata-ratanya saat ini) adalah 1 tiket x 18 ribu IDR," tulis Joko Anwar.
Pada hari pertengahan hari ketujuh, Dee Company menyebut film Vina: Sebelum 7 Hari telah ditonton oleh 3 juta orang lebih.
Jika mengacu pada keterangan Joko Anwar, maka dapat diasumsikan bahwa Dee Company milik Dheeraj Kalwani saat ini sudah meraup keuntungan hingga puluhan miliah.
Jika diasumsikan film tersebut ditonton 3 juta orang saja, maka keuntungan Dee Company mencapai Rp54 miliar hanya dalam satu minggu.
Namun, pendapatan tersebut tentu masih harus dikurangi dengan biaya produksi dan biaya promosi, baru sisanya adalah keuntungan produser.
Jika jumlah penonton terus bertambah hingga 'Vina: Sebelum 7 Hari' turun dari layar bioskop-bioskop, maka bukan tidak mungkin keuntungan bersih dari film tersebut bisa mencapai ratusan miliar.
Keluarga Vina di YouTube Denny Sumargo sempat disinggung soal perjanjian bisnis pembuatan film tersebut.
Namun, kakak Vina yang bernama Marliyana enggan menyebutkan berapa nominal yang diberikan oleh Dee Company.
"Setelah akhirnya disetujuai apakah ada perjanjian bisnis atau apa gitu?," tanya Denny Sumargo.
"Ada sih.(intinya) mereka tertarik dengan kasusnya karena ingin mengangkat lagi, terutama yang tiga ini (pelaku buron)," jawab Marliyana.
Selain mengangkat lagi kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya Eky yang belum selesai diusut, film ini juga menjadi sarana kampanye anti perundungan dan kenakalan remaja.
Keluarga berharap besar film Vina: Sebelum 7 Hari dapat memberikan titik terang lagi untuk kasus pembunuhan Vina yang 8 tahun tenggelam. (rpi)
Load more