Jakarta, tvOnenews.com - Film Vina: Sebelum 7 Hari yang diangkat dari kisah nyata kasus pembunuhan Vina Dewi Arista di Cirebon 8 tahun lalu, terus meroket setiap harinya.
Film yang diproduksi Dee Company tersebut mengisahkan tentang pembunuhan dan pemerkosaan Vina beserta kekasihnya Rizky yang dihabisi oleh 11 orang anggota geng motor Cirebon pada 2016 silam.
Sampai hari ke-9, Dee Company merilis bahwa film tersebut telah disaksikan lebih dari 3,58 juta juta penonton sejak rilis di bioskop Rabu, 8 Mei 2024.
Film Vina menjadi sangat viral karena kasus pembunuhan sadis yang belum dituntaskan polisi tersebut sempat tenggelam bertahun-tahun.
“Hari ke-9. 3.583.840 orang turut berdoa untuk menuntaskan keadilan Vina,” demikian keterangan dari unggahan akun Instagram @deecompany_official, dikutip Sabtu (18/5/2024).
Sebelumnya pada hari ketujuh atau seminggu setelah rilis, film yang disutradarai Anggy Umbara dan diproduseri oleh Dheeraj Kalwani telah disaksikan 3 juta lebih penonton di bioskop.
Lantas, berapakah penghasilan selaku rumah produksi yang membuat film bergenre horor tersebut?
Menghitung keuntungan dari sebuah film layar lebar Indonesia bisa dikalkulasi dengan sederhana.
Pada tahun 2023 silam, sutradara dan penulis naskah Joko Anwar pernah membeberkan biaya produksi sebuah film hingga cara menghitung pendapatan dari industri film di Tanah Air.
Joko Anwar menjelaskan, ongkos yang dibutuhkan untuk membuat sebuah film kategori mikro di Indonesia umumnya di bawah Rp3 miliar.
Sedangkan, biaya produksi film kategori rendah umumnya menelan biaya 3-6 miliar, kategori menengah menghabiskan Rp6-10 miliar, dan kategori tinggi Rp10-20 miliar.
Menurut Joko Anwar, pendapatan kotor untuk satu film Indonesia dapat disetarakan dengan 1 tiket x Rp40 ribu (harga tiket rata-rata bioskop).
Jika dikalkulasi berdasarkan asumsi tersebut, maka film Vina: Sebelum 7 Hari yang disaksikan 3.583.840 orang di bioskop menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp143,35 miliar pada hari ke-9.
Sedangkan, menurut Joko Anwar, setiap perusahaan film atau rumah produksi, biasanya akan menerima keuntungan sebesar Rp18.000 per tiket yang terjual.
Jika kembali mengacu pada keterangan Joko Anwar, maka dapat diasumsikan keuntungan Dee Company telah mencapai Rp64,5 miliar hanya dalam 9 hari.
Namun, pendapatan tersebut tentu masih harus dikurangi dengan biaya produksi dan biaya promosi, baru sisanya adalah keuntungan bersih produser.
Jika jumlah penonton terus bertambah hingga 'Vina: Sebelum 7 Hari' turun dari layar bioskop-bioskop, maka bukan tidak mungkin keuntungan bersih produser dari film tersebut bisa mencapai ratusan miliar.
Ramainya perhatian publik terhadap kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina di Cirebon memang tak terlepas dari suksesnya film Vina: Sebelum 7 Hari.
Marliyana sebagai kakak dari Vina mengaku puas sekaligus terharu karena dampak pembuatan film tersebut sesuai harapan keluarga.
"Dampaknya sesuai yang diharapkan. Makanya saya sangat bahagia, sangat senang netizen memberi dukungan besar pada almarhumah adik saya," ujar Marliyana kepada tvOnenews.com.
Soal perjanjian bisnis pembuatan film tersebut, Marliyana enggan menyebutkan berapa nominal atau persentase yang diberikan oleh Dee Company.
"Kalau soal royalti, skema dan nominalnya itu saya tidak tahu. Itu sama bapak soalnya, saya cuma anak nggak tahu soal itu," ujar jawab Marliyana.
Selain mengangkat lagi kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya Eky yang belum selesai diusut, film Vina juga menjadi sarana kampanye anti perundungan dan kenakalan remaja.
Keluarga berharap besar film Vina: Sebelum 7 Hari dapat memberikan titik terang lagi untuk kasus pembunuhan Vina yang 8 tahun tenggelam. (rpi)
Load more