Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan pentingnya melibatkan warga dan pengusaha lokal dalam proyek gula dan bioetanol di Merauke, Papua Selatan.
Sebagaimana diketahui, Indonesia akan membidik program swasembada gula dan bioetanol melalui pembangunan pabrik dan pembukaan 2 juta hektare lahan di Merauke.
Kolaborasi proyek investasi gula dan bioetanol di Merauke merupakan proyek besar yang diharapkan bisa membawa kesejahteraan, baik secara nasional maupun lokal.
"Tapi kamu pengusaha juga harus siap. Jangan kamu paksa investor pakai pengusaha daerah, tapi kamu kerja tidak benar. Itu sama dengan kamu kasih bangkrut perusahaan," kata Bahlil dikutip Sabtu (18/5/2024).
Selain itu, Menteri Bahlil mengatakan bahwa para investor dan pengusaha harus mengutamakan tenaga kerja lokal.
Hal ini ditekankan Menteri Bahlil agar skema kemitraan inti-plasma bisa terlaksana secara berkelanjutan.
"Terkait penyerapan tenaga kerja lokal, wajib. Kalau tidak saya eksekusi perusahaan-perusahaan di Merauke ini," katanya.
Skema kemitraan inti plasma adalah pola kerja sama yang efektif yang sudah disiapkan oleh Kementerian Investasi/BKPM.
Investor dalam hal ini sebagai inti, memiliki tugas untuk membantu masyarakat setempat yang sebagai plasma dalam mengembangkan perkebunan yang dikelolanya.
Dukungan tersebut dapat berupa pembiayaan, bantuan teknologi, dan berbagai pembinaan lainnya, supaya masyarakat mendapatkan hasil panen yang akan diolah oleh investor.
Sebelumnya, Bahlil menyampaikan bahwa jutaan hektare lahan tersebut akan dibagi dua dengan pihak swasta.
Sedangkan, sebagian yang lain akan dikelola oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
"Kita akan membuat dua, satu bagian akan dikelola oleh swasta murni karena swasta murni ini percepatannya lebih tinggi.
Satunya lagi akan dikelola oleh KEK dalam hal ini BUMN. Namun ini akan di-blending antara investasi BUMN dan swasta murni," ujar Bahli di Jakarta beberapa waktu lalu.
Diketahui, tahap pertama proyek ini sudah disiapkan sekitar 2 juta bibit tebu dari Australia.
Merauke dipilih sebagai kawasan untuk melaksanakan proyek tersebut karena dianggap memiliki tanah yang subur yang cocok.
Selain itu, Bahlil berharap proyek tersebut didukung oleh modal dalam negeri.
Oleh sebab itu, pihaknya mengundang para investor lokal untuk turut ambil bagian dalam proyek besar tersebut.
"Jadi ini sekarang kita dorong dan ini semuanya investasi dalam negeri. Kita memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pengusaha yang mau melakukan investasi di bidang perkebunan tebu sekaligus dengan industrinya," kata Bahlil. (rpi)
Load more