Jakarta, tvOnenews.com - Memanasnya kembali perang dagang antara Amerika Serikat dan China diperkirakan akan terus berlanjut dan menekan menekan perekonomian dunia dan juga Indonesia. Kenaikan tarif yang diterapkan Presiden Joe Biden atas produk - produk asal China mulai dibalas oleh negara tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, ancaman terbesar bagi perekonomian dunia ke depannya masih akan datang dari persaingan geopolitik antara Amerika Serikat dan China dalam bentuk perang dagang (trade war) dan perang chip (chip war). Persaingan Amerika Serikat - China ini diperkirakan akan berlanjut hingga 10 tahun ke depan.
"Persaingan dua kekuatan besar ekonomi dunia diperkirakan akan terus berlangsung dalam dekade mendatang yang tentu berdampak pada ekonomi nasional dan dunia," kata Sri Mulyani pada Rapat Paripurna DPR tentang Penyampaian Pemerintah terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal di Jakarta, Senin (20/5/2024).
“Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas yang pada tahun 2025, diperkirakan berada pada kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen,” kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi ini akan ditopang oleh terkendalinya inflasi, kelanjutan dan perluasan hilirisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan industri kendaraan listrik, dan digitalisasi yang didukung oleh perbaikan iklim investasi dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Laju pertumbuhan ini diharapkan akan menjadi fondasi yang kuat untuk pertumbuhan yang lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan,” kata Sri Mulyani.
Load more