Jakarta, tvOnnews.com - Misteri di balik anjloknya saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akhirnya terungkap. BUMN ini ternyata sedang terjerat dugaan kasus korupsi pengadaan barang dan jasa fiktif, bahkan kantornya sudah digeledah oleh petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam tiga bulan terakhir, harga saham TLKM terus bergerak turun hingga 25 persen tanpa disertai adanya informasi yang mendukung. Dari level tertingginya di level Rp4.240 di Februari 2024, harga saham TLKM telah anjlok hingga ke Rp2.950 pada perdagangan Selasa (21/5/2024).
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengaku lembaga antirasuah ini tengah mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa di grup PT Telkom Indonesia Tbk. Pengadaan barang dan jasa ini terindikasi fiktif dengan potensi kerugian mencapai ratusan miliar rupiah.
"Saat ini KPK sedang melakukan pengumpulan alat bukti untuk mengungkap adanya dugaan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa di PT Telkom Grup," kata Ali Fikri di Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Ali Fikri menyebut KPK akan mengumumkan secara lengkap para pihak yang ditetapkan sebagai tersangka, konstruksi perkara, dan pasal apa saja yang disangkakan ketika Tim Penyidik menilai alat bukti telah tercukupi.
Lebih lanjut, Ali mengungkap tim penyidik sudah melakukan penggeledahan di beberapa lokasi terkait kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa PT Telkom Indonesia Tbk. Namun, Ali belum mendapat informasi terkait lokasi dan hasil geledah tersebut.
Anjlok Parah
Sejak bulan Februari lalu, harga saham TLKM terus bergerak turun hingga 25 persen tanpa disertai adanya informasi yang mendukung. Dari level tertingginya di level Rp4.240 di Februari 2024, harga saham TLKM telah anjlok hingga ke Rp2.950 pada perdagangan Selasa (21/5/2024).
Bahkan, di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari Rabu (22/5/2024), harga saham BUMN ini tetap turun 0,34 persen ke level Rp2.940 per saham.
Tanpa didukung informasi penyebab penurunan, investor publik banyak mempertanyakan penyebab turunnya saham TLKM yang terjadi sejak pertengahan bulan Februari lalu, dimana pada periode yang sama IHSG justru masih bergerak stagnan.
Namun dalam tiga bulan terakhir, investor asing, yang umumnya memiliki informasi lebih cepat, telah melepas saham TLKM secara besar - besaran, dengan nilai penjualan bersih (net sel) mencapai Rp3,75 triliun.
Kinerja Solid
Anjloknya saham TLKM ini tidak sejalan dengan kinerja keuangan perseroan. Padahal di kuartal I-2024, PT Telkom Indonesia Tbk masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan 3,7 persen (y0y) menjadi Rp37,4 triliun. Sedangkan laba bersih operasi masih bisa naik 3,1 persen menjadi Rp6,3 triliun pada periode yang sama.
Solidnya kinerja operasi PT Telkom Indonesia Tbk ini juga diakui oleh lembaga pemeringkat Pefindo yang kembali memberikan peringkat 'AAA' (triple A) dengan outlook stabil pada akhir pekan lalu.
"Profil kredit Telkom sendiri menunjukkan posisi bisnisnya yang superior, bisnis yang terdiversifikasi, dan jangkauan luas, serta profil keuangan yang sangat kuat," seperti dikutip dari laporan Pefindo.
Meski kinerja tetap solid, saham TLKM ternyata berkata sebaliknya dan anjlok hingga 25 persen dalam tiga bulan terakhir. Bahkan, pengumuman pembagian dividen jumbo hingga Rp17,68 triliun, setara Rp178,5 per saham, juga tidak mampu mengembalikan saham TLKM dari keterpurukan. (hsb)
Load more