Jakarta, tvOnenews.com - Kenaikan harga batubara di bulan April 2024, ternyata tidak berlanjut. Proyeksi turunnya konsumsi energi batubara di Cina kembali menekan harga batubara dunia, termasuk Harga Batubara Acuan (HBA) yang kembali turun untuk bulan Mei 2024.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Harga Batubara Acuan sebesar 114,06 dolar AS per ton di bulan Mei 2024. HBA Mei 2024 ini tercatat turun 5,83 persen dibandingkan HBA April 2024 sebesar 121,13 dolar AS per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi di Jakarta, mengungkapkan, HBA untuk bulan Mei 2024 ini digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Batubara (HPB).
"HBA ini dalam kesetaraan nilai kalor 6.322 kcal/kg GAR, Total Moisture 12,26 persen, total sulphur 0,66 persen, dan Ash 7,94 ditetapkan pada angka USD121,13 per ton," kata Agus Cahyono Adi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/5/2024).
Selanjutnya, ditetapkan HBA untuk komoditas batubara I, di level 91,77 dolar AS per ton. HBA I ini adalah batubaara dengan kesetaraan nilai kalori 5.300 kcal/kg GAR, Total Moisture 21,32 persen Total Sulphur 0,75 persen, dan Ash 6,04 persen.
Selanjutnya, Harga Acuan untuk kualitas yang lebih rendah lagi, yakni Batubara II dan III, ditetapkan masing - masing sebesar 56,52 dolar AS per ton dan 36,39 dolar AS per ton.
Harga Global Tertekan
Dari bursa komoditas global, harga batubara acuan (Newcastle Coal) sempat naik hingga mencapai 144 dolar AS per ton pada awal Mei lalu. Namun, harga batubara kembali terkoreksi ke level 140 dolar AS per ton, seiring dengan gejolak di pasar keuangan global.
Tekanan terhadap harga batubara terutama dipicu oleh berkurangnya permintaan. Sementara, produksi batubara di Cina telah mencapai level terendahnya sejak Oktober 2022 lalu akibat adanya inspeksi keselamatan yang dilakukan di sejumlah tambang.
Untuk mengimbangi turunnya produksi, Cina sebagai konsumen batubara terbesar dunia, telah menutup kebutuhannya dengan menambah impor, yang sempat memicu kenaikan harga batubara sejak bulan Maret 2024 lalu.
Namun, proyeksi terbaru menunjukkan bahwa kebutuhan batubara Cina akan kembali turun di tahun 2024, kembali menekan harga batubara dunia. Konsumsi batubara di Cina diprediksi turun seiring dengan stagnasi di sektor manufaktur dan properti.
Sejak awal tahun 2024, harga batubara dunia terpantau masih terkoreksi sebesar 2,36 persen. Namun, dalam jangka waktu yang lebih panjang, harga batubara terpantau sudah anjlok hingga 70 persen dari puncaknya pada September 2022 lalu, yang sempat mencapai 457,80 dolar AS per ton. (hsb)
Kenaikan harga batubara di bursa komoditas ini terjadi di tengah harapan meningkatnya permintaan dari konsumen batubara utama dunia, seperti China dan India.
China sebagai impotir dan konsumen batubara terbesar dunia, telah merubah kebijakannya di sektor energi. Di tengah gejolak geopolitik global, negara ini akan meningkatkan pembangkit batubara untuk menjamin keamanan energinya.
Berbeda dari pernyataan sebelumnya, dimana China akan menutup sejumlah pembangkit batu bara (PLTU) demi isu lingkungan. Baru - baru ini, China justru telah mengumumkan rencananya untuk menambah kapasitas PLTU hingga 70 gigawatt di tahun ini.
Jumlah ini akan menambah pasokan energi dari PLTU batubara China yang tahun lalu telah naik 47 gigawatt. Di saat yang sama, PLTU yang dipensiunkan ternyata nilainya hanya 3,7 gigawatt. (hsb)
Load more