Jakarta, tvOnenews.com - Hanya butuh waktu tujuh bulan bagi PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) untuk menjadi perusahaan dengan nilai pasar terbesar di Indonesia. Perusahaan milik Prajogo Pangestu senilai Rp1.505 Triliun ini, bahkan telah masuk ke dalam indeks bergengsi FTSE dan menjadi incaran investor global.
Sekretaris Perusahaan dan Direktur BREN Merly mengungkapkan saham T Barito Renewables Energy Tbk telah masuk ke dalam FTSE Global Equity Index, large cap periode Juni 2024.
Hal tersebut dikonfirmasi dalam Pengumunan FTSE Russel yang menyebutkan bahwa masuknya Saham BREN tersebut akan efektif pada Senin 24 Juni 2024 yang akan datang.
“Kami menyambut baik masuknya BREN dalam FTSE Global Equity Index. Hal ini tentunya merupakan bentuk dari kepercayaan pasar terhadap strategi bisnis jangka panjang di mana kami siap mendukung transisi energi menuju net zero," kata Merli dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5/2024).
Dia menjelaskan, masuknya BREN ke dalam indeks ini juga merupakan apresiasi dari pasar terhadap langkah-langkah ekspansif yang telah dilakukan BREN diantaranya akuisisi pembangkit tenaga angin yang merupakan diversifikasi dari portfolio panas bumi perseroan.
Mengutip situs FTSE Russell, FTSE Global Equity Index merupakan indeks bergengsi yang digunakan oleh para investor dalam mengambil keputusan investasi. Indeks ini mencakup total 19.000 perusahaan publik dengan market cap besar, menengah, kecil dan mikro di 49 negara termasuk emerging market (negara berkembang).
FTSE Russel juga memberikan insights (panduan) kepada para investor dalam mengatur konsentrasi dan diversifikasi portfolio investasi mereka.
"Penambahan BREN ke dalam FTSE Global Equity Index ini menegaskan komitmen BREN dan sejalan dengan pengembangan bisnis dan strategi Perusahaan," jelas Merly.
BREN adalah perusahaan energi terbarukan terkemuka di Indonesia dan erupakan unit energi terbarukan dari Barito Pacific Group, yang berkomitmen untuk menyediakan solusi
energi bersih dan berkelanjutan.
Anak perusahaan BREN, Star Energy Geothermal, saat ini mengoperasikan pembangkit listrik geothermal sebesar 886 Megawatt. Melalui Barito Wind, perusahaan juga memiliki pembangkit tenaga angin Sidrap di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 75 Megawatt.
Ekspansi Usaha
Pada awal tahun ini, melalui anak usaha T Barito Renewables Energy Tbk, Barito Wind telah menambah portfolio energi terbarukan dengan mengakuisisi pembangkit listrik tenaga angin Sidrap 1 dengan kapasitas 75 Megawatt.
Barito Wind juga mengakuisisi aset dalam pengembangan akhir (late-stage), Sidrap 2 dengan kapasitas potensial sebesar 69 Megawatt, yang tendernya direncanakan akan terjadi di semester kedua tahun 2024.
"Selain itu, anak usaha kami di sektor panas bumi, Star Energy Geothermal secara konsisten melakukan langkah-langkah operasional strategis untuk meningkatkan kapasitas di unit Salak, Darajat dan Wayang Windu," kata Merly.
Pengembangan di dua anak usaha ini dilakukan melalui program retrofit maupun penambahan unit baru yang berpotensi meningkatkan kapasitas sebesar 116 Megawatt yang diharapkan akan mulai beroperasi mulai tahun 2025 sampai dengan tahun 2027.
"Hal ini akan membawa kapasitas panas bumi dari 886 Megawatt saat ini menjadi 1.002 Megawatt nantinya," kata Merly. (hsb)
Load more