"Pertambangan kita lihat kontraksinya dalam sekali, sama seperti waktu lonjakannya tinggi di 2022 dan 2023, sekarang koreksinya juga sangat tajam," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, dikutip Selasa (28/5/2024).
Sri Mulyani menyampaikan, sektor pertambangan terkontraksi sangat dalam terutama diakibatkan penurunan PPh Tahunan Badan akibat penurunan harga komoditas tahun 2023 dan perubahan status izin usaha Wajib Pajak (WP) Batubara serta peningkatan restitusi.
Lebih lanjut, Sri Mulyani juga memaparkan sektor industri pengolahan juga menurun akibat penurunan PPh Tahunan Badan dan peningkatan restitusi, khususnya di sub sektor Industri Sawit, Industri Logam dan Industri pupuk.
Sri Mulyani mengungkap, industri pengolahan menjadi kontributor terbesar pendapatan negara dari pajak pada Januari hingga April 2024 dengan kontribusi sebesar 26%.
Pertumbuhan neto industri pengolahan terkoreksi 2,2%, sementara di periode yang sama pada tahun lalu bisa tumbuh hingga 8,2%.
Selanjutnya, setoran pajak dari setoran perdagangan tumbuh neto 1,0% di April. Sementara di periode tahun lalu mencapai 9,8%.
Sektor jasa keuangan dan asuransi masih menunjukkan kinerja yang sehat. Pasalnya, sektor ini masih mencatatkan kontribusi 16,3% dari total penerimaan pajak dengan pertumbuhan bruto 15,5% dan neto 15,1%.
Load more