Dari proyeksi Pemprov Bali sendiri dengan jumlah wisatawan yang datang ke Bali pada 2023 lebih dari 15 juta, kemudian target 2024 20 juta, sehingga ke depan setiap tahun akan terus bertambah.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menilai berkah banyaknya wisatawan ini harus dibarengi dengan penyiapan fasilitas pendukung, namun dengan sistem pembiayaan yang efektif dan efisien.
“Ini model investasi hilirisasi pada konteks pariwisata, jadi full investasi masuk dia kelola pasar wisata yang ada,” kata Bahlil.
Model pembiayaan ini menurutnya adalah hal baru yang dapat dijadikan percontohan karena tidak menggunakan APBN atau APBD, bahkan akan lebih menguntungkan karena bisa mendatangkan wisatawan berkualitas.
“Saya pikir kalau ini bisa diimplementasikan, maka infrastruktur transportasi, dan hotel-hotel yang mungkin di bawah tanah nantinya bisa mendatangkan sumber pendapatan baru dan sekaligus menjadi ikon baru untuk Bali,” ujarnya.
Sementara itu Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa hanya berpesan agar pengembangan infrastruktur penunjang di bawah tanah itu tidak merusak lingkungan dan kebudayaan Bali.
Ia mengingatkan agar segera dibuatkan peraturan tata ruang bawah tanah, karena pemanfaatan ruang bawah tanah merupakan hal utama yang dahulu juga dilakukan Presiden Jokowi ketika memimpin Jakarta.
Load more