Jakarta, tvOnenews.com - Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) langsung anjlok hingga 10 persen setelah sempat dihentikan sementara perdagangannya. Anjloknya saham emiten terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini, langsung menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 1,56 persen.
Pada perdagangan Rabu (29/5/2024), saham BREN langsung anjlok hingga Rp1.125 atau 10 persen, atau mencapai batas Auto Rejection bawah (ARB)ke level Rp10.125 per saham. Padahal, sebelum dihentikan sementara perdagangan (suspensi), saham BREN masih bertengger di level Rp11.250 per saham, pada Senin (27/5/2024).
Pada perdagangan hari ini, saham emiten milik Prajogo Pangestu ini hanya sempat diperdagangkan di satu jam pertama, sebelum anjlok. Bahkan, total transaksi hanya tercatat 442 kali perdagangan atas 3,27 juta saham senilai Rp33,10 miliar.
Anjloknya saham emiten terbesar di BEI ini membuat nilai kapitalisasi pasarnya berkurang hingga sekitar Rp150 triliun dalam sehari, dari Rp1.505,5 triliun menjadi Rp1.354,6 triliun. Meski demikian, saham BREN masih tetap menjadi emiten dengan nilai pasar tertinggi di BEI.
Anjloknya saham BREN ini langsung menyeret pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini. Hingga penutupan perdagangan sesi II, IHSG terpantau anjlok hingga 113,39 poin, atau 1,56 persen ke level 7.140,22.
Sebelum dihentikan perdagangannya, saham BREN telah mencatat kenaikan signifikan, hingga 41 persen dalam sebulan terakhir. Bahkan harga saham BREN sudah naik hingga 13 kali lipat dibandingkan harga pada saat awal IPO di Oktober 2023 sebesar Rp780 per saham.
Dalam penjelasannya ke BEI, terungkap bahwa jumlah investor atau pemegang saham BREN ternyata mengalami penurunan hingga 40 persen dalam sebulan terakhir. Penurunan jumlah investor ini, berbanding terbalik dengan harga saham BREN yang justru melonjak.
DI luar pemegang saham utama, per 30 April 2024, jumlah pemegang saham BREN masih didominasi investor ritel domestik yang mencapai 11.768 (98,12 persen) pihak. Selain itu, terdapat 114 investor ritel asing, 42 investor institusi asing, serta 69 investor institusi domestik.
Manajemen BREN menilai terjadinya penurunan jumlah investor ini kemungkin disebabkan oleh aksi ambil untung di investor ritel, setelah saham BREN melonjak cukup tinggi.
"Berdasarkan data pemegang saham yang ada pada kami, sebagian besar penurunan jumlah investor tersebut terjadi pada retail investor Perseroan yang kemungkinan melakukan aksi profit taking ketika terjadi peningkatan harga saham Perseroan," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Renewables Energy Tbk Merli.
IHSG Ikut Terseret
Pada perdagangan Rabu, saham - saham paling likuid dalam indeks LQ45 terpantau turun 14,63 poin, atau turun hingga 1,62 persen ke level 886,17.
Sebanyak 364 saham terpantau turun, dan 186 saham naik, sementar 235 saham terpantau stagnan.
Di tengah anjloknya IHSG, hari ini nilai perdagangan tergolong tipis senilai Rp12,712 triliun. Sementara total transaksi perdagangan mencapai 1,143 juta kali transaksi atas 16,168 miliar saham.
Selain saham BREN, saham - saham BUMN juga kembali terpantau anjlok hari ini, dimana saham BBRI turun hingga 2,65 persen, BMRI anjlok 2,52 persen, TLKM terkoreksi 1,75 persen, dan saham BBNI turun dalam hingga 3,82 persen.
Selain itu, saham saham unggulan yang mencatat penurunan hari ini adalah saham BBCA, ASII dan GOTO yang turun masing - masing sebesar 1,61 persen, 1,11 persen, dan 4,05 persen. Sementara saham yang menguat diantaranya adalah AMMN yang naik 2,33 persen, TPIA naik 0,83 persen, dan PNLF menguat 5,43 persen.
Pelemahan bursa domestik hari ini terjadi seiring dengan melemahnya bursa di kawasan Asia dan Eropa. Sore ini, indeks Stoox 600 di London terpantau turun hingga 0,6 persen melanjutkan pelemahan yang terjadi kemarin.
Investor global hari ini kembali dihantui ketidakpastian menjelang rilis data inflasi yang akan dirilis pada hari Jumat di Amerika Serikat.
Sementara dari dalam negeri, rilis data kondisi terbaru dari APBN yang masih mencatat surplus tampaknya tidak mampu menahan pelemahan indeks dari berbagai sentimen negatif eksternal. (hsb)
Load more