“Ke depan kami segera mengakselerasi seluruh pipeline pembangunan EBT yang sudah tercantum dalam RUPTL 2021–2030,” kata Darmawan.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa PLN telah mengimplementasikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Hijau 2021–2030 dengan porsi EBT sebesar 20,9 gigawatt (GW) hingga 2030.
Rincian dari 20,9 GW energi baru terbarukan tersebut, yakni sebesar 10,4 GW dipasok oleh pembangkit hidro; kemudian 5,0 GW dari pembangkit surya dan bayu; biomassa sebesar 0,6 GW; geothermal atau energi panas bumi sebesar 3,4 GW; serta lainnya sebesar 1,5 GW.
“Nah, sampai dengan April 2024, PLN dengan upaya terbaiknya sudah memproses 17,5 GW pembangkit berbasis pada energi terbarukan,” ucap Darmawan.
Dengan rincian, sebesar 5 GW dalam proses pendanaan; kemudian 7,8 GW dalam proses pengadaan; sebesar 3,46 GW dalam proses konstruksi; dan sebesar 1,1 GW sudah beroperasi. Sedangkan, sebesar 3,6 GW masih dalam proses perencanaan.
“PLN menegaskan kembali berkomitmen untuk mewujudkan transisi energi menuju Net Zero Emission 2060,” kata Darmawan. (ant/rpi)
Load more