Jakarta, tvOnenews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada perdagangan Jumat (31/5/2024).
Meski masih dalam kondisi terpuruk, penguatan tersebut terjadi karena melemahnya data ekonomi Amerika Serikat (AS).
"Hasil perolehan data ekonomi, Seperti Jobless Claim dan Corporate Profit (QnQ) pada kuartal pertama menyebabkan US dollar mengalami sentimen negatif," kata Lucky Bayu Purnomo, Ekonom & Praktisi Pasar Modal saat dihubungi tvOnenews.com, Jumat Siang.
"Dalam jangka pendek hingga menengah, Trend Rupiah cenderung menguat untuk menguji level 16.160, di sertai Dengan kondisi US dollar yang memiliki ruang pelemahan," imbuhnya.
Pelemahan data-data tersebut memperbesar peluang pemangkasan suku bunga acuan AS.
Hal itu membuat penguatan dolar AS sebelumnya tertahan dan mengalami koreksi.
Pagi ini, indeks dolar AS terpantau kembali bergerak di kisaran 104, di sekitar 104,70-an.
Namun di sisi lain, pelaku pasar masih ingin melihat data inflasi terbaru AS dari Indeks Harga Personal Consumption Expenditure (PCE) Inti bulan April yang akan dirilis malam ini sehingga pelemahan dolar AS mungkin tidak terlalu dalam.
Selain itu, konflik di Timur Tengah yang memanas belakangan juga turut menjaga kekuatan nilai dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
Lucky memperkirakan, rupiah masih berpeluang berkonsolidasi hari ini di kisaran Rp16.234 per dolar AS sampai dengan Rp16.254 per dolar AS terhadap dolar AS. (rpi)
Load more