Sebelumnya, harga minyak sempat melonjak hingga di atas level 90 dolar AS per barel pada bulan April 2024 lalu, akibat konflik di Timur Tengah yang dikhawatirkan akan mengganggu pasokan ekspor minyak.
Namun, setelah konflik Timur Tengah mereda, harga minyak dunia terus melemah. Pada Jumat (31/5/2024) kemarin, harga minyak mentah jenis Brent ditutup pada level 81,62 dolar AS per barel, atau turun 7,1 persen dalam sebulan.
Turunnya harga minyak ini memang membuat lega sejumlah negara karena mengurangi tekanan inflasi, namun hal ini mengancam penerimaan negara - negara produsen minyak seperti Arab Saudi.
Dari perhitungan IMF, Arab Saudi menginginkan harga minyak setidaknya berada di kisaran 100 dolar AS per barel untuk bisa memenuhi kebutuhan pendanaan dari proyek - proyek ambisius yang digagas oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Bersamaan dengan kesepakatan OPEC+, Pemerintah Kerajaan Arab Saudijuga telah merampungkan penjualan saham perusahaan minyak Saudi Aramco senilai 12 miliar dolar AS, atau sekitar Rp194,4 triliun. Dana penjualan saham ini akan digunakan untuk mendanai rencana transformasi ekonomi Arab Saudi. (AP)
Load more