Jakarta, tvOnenews.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesa (BI) Destry Damayanti telah lolos dalam uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi XI DPR RI. Sebagai calon tunggal, Destry hanya tinggal menunggu persetujuan dari Rapat Paripurna DPR untuk kembali menjadi Deputi Gubernur Senior BI periode kedua.
Komisi XI DPR RI telah menyelesaikan rangkaian fit and proper test terhadap calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) untuk periode 2024-2029, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (3/6/2024).
“Sekarang kan di Komisi disetujui (lalu) besok dirapatkan di paripurna. Kalau paripurna setuju (maka) terpilihlah dia menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia periode selanjutnya,” kata Ketua Komisi XI DPR RI Kahar Muzakir seusai uji kepatutan dan kelayakan.
Saat ini, Destry Damayanti merupakan Deputi Gubernur Senior BI periode 2019-2024. Dalam uji kelayakan dan kepatutan ini, Destry merupakan calon tunggal yang kembali diusulkan oleh Presiden Joko Widodo.
Pada kesempatan tersebut, Kahar Muzakir mengatakan secara gamblang bahwa hingga saat ini belum ada keluhan yang disampaikan, semasa Destry menjabat pada posisi yang sama di periode berjalan ini.
Dia juga menyampaikan, Anggota Komisi XI DPR RI yang hadir pada rapat tersebut juga telah menyetujui pencalonan kembali Destry. Sehingga hasil uji kelayakan dan kepatutan tersebut bisa segera dibahas di rapat paripurna.
Penyampaian Gagasan
Saat menjalani fit and proper test, Destry Damayanti menyampaikan tema yang berbeda dalam paparannya. “Tema yang akan saya angkat dalam makalah saya kali ini adalah Bank Indonesia: Sinergi untuk Mendukung Indonesia Maju,” kata Destry di Jakarta, Senin.
Sebelumnya, pada 2019, Destry mengangkat tema Bank Indonesia Menjadi Bank Sentral yang Adaptif dan Inovatif.
Namun, ia melihat kini tantangan perekonomian makin meningkat, seperti pandemi COVID-19, eskalasi tensi geopolitik, perubahan iklim, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, suku bunga yang tinggi, hingga fragmentasi ekonomi yang berpotensi melemahkan mata uang negara berkembang terhadap dolar AS.
“Tantangan makin tinggi dan kompleks. Oleh karena itu, BI tidak bisa bekerja sendirian. BI harus bersinergi untuk mendukung Indonesia maju,” kata Destry. (ant)
Load more