Adanya penurunan volume penjualan sebesar 6.420 MT dan penurunan harga jual rata-rata logam timah sebesar 4.891 per MT berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan sebesar Rp4,1 triliun atau sebesar 33 persen.
Ahmad menambahkan, berkurangnya volume produksi dan penjualan sesuai target yang ditetapkan diikuti pula oleh penurunan harga serta struktur biaya yang bersifat peak dan semi variable. Kondisi ini menyebabkan perusahaan membukukan kerugian pada tahun berjalan sebesar Rp449,7 miliar.
“Penurunan ebitda sejalan dengan penurunan laba perseroan. Ebitda di tahun 2023 sebesar Rp684 miliar atau turun 71 persen dari tahun sebelumnya,” katanya. (ant)
Load more