Jakarta, tvOnenews.com - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) masih mencatat kerugian bersih pada tahun 2023 lalu sebesar 131,65 juta dolar AS, atau setara dengan 2,03 triliun. Kerugian BUMN baja ini diakui terjadi akibat adanya kerusakan di salah satu fasilitas pabrik bajanya.
Direktur Utama KRAS Purwono Widodo menjelakan, kerugian bahwa kerugian yang dialami Krakatau Steel merupakan salah satu dampak tidak beroperasinya fasilitas Hot Strip Mill 1 (HSM#1). Penghasil produk utama Hot Rolled Coil (HRC) ini tidak bisa beroperasi akibat kerusakan pada switch house Finishing Mill.
"Perseroan saat ini terus berupaya semaksimal mungkin menjaga performa kinerja selama recovery pabrik HSM#1. Perbaikan fasilitas HSM#1 akan selesai tahun ini dan diharapkan produksi pertama produk HRC pasca perbaikan akan dilakukan pada Triwulan IV tahun 2024,” jelas Purwono Widodo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/6/2024).
Selain itu, turunnya kinerja keuangan KRAS juga disebabkan oleh aksi korporasi divestasi saham beberapa anak usaha di Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur untuk pembayaran utang Tranche B.
Dari sisi pendapatan, KRAS berhasil mencatatkan pendapatan senilai 1,45 miliar dolar AS di tahun 2023 lalu, atau setara dengan Rp22,45 triliun.
Sementara dari sisi biaya, menurut Purwono Widodo, perusahaan berhasil menekan biaya usaha hingga 6 persen menjadi 125,33 juta dolar AS pada 2023, atau setara dengan Rp1,94 triliun.
Penurunan Utang
Load more