Jakarta, tvOnenews.com - Nilai tukar rupiah kembali terpuruk terhadap dolar AS hingga menembus level psikologisnya di level Rp16.325 per dolar AS. Uniknya, kurs rupiah hari ini terpuruk setelah pasar keuangan ditutup, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 2,14 persen.
Pada perdagangan Rabu (5/6/2024), sebenarnya kurs rupiah telah melemah telah turun 67 poin atau 0,41 persen menjadi Rp16.287 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.220 per dolar AS.
Pelemahan rupiah ini dituding sebagai akibat kekhawatiran pelaku pasar menjelang rilis data ketenagakerjaan di Amerika Serikat. Hari ini, mata uang dolar AS kembali menguat terhadap mayoritas mata uang global.
"Pelaku pasar menunggu data NFP (Non Farm Payroll atau data pengangguran) di AS, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 185 ribu," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Rabu.
IHSG Terpuruk
Pelemahan rupiah yang terjadi setelah Rabu petang di pasar DNDF ini terjadi setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok hingga 2,14 persen di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Aksi jual besar - besaran kembali terjadi di pasar keuangan domestik hari ini, dan membuat IHSG kembali terkoreksi di bawah level psikologis 7.000.
Pada penutupan perdagangan, IHSG terpantau turun 151,64 poin, atau 2,41 persen, dan membuat IHSG terhempas ke level 6.947,67. Semenara saham - saham teraktif dalam indeks LQ45 terpantauturun 14,10 poin atau 1,57 persen ke level 881,70.
Investor asing kembali melakukan aksi jual, dengan nilai penjualan bersih atau net sell sebesar Rp567,65 miliar.
Selain pasar saham, harga obligasi pemerintah atau SBN juga terpantau merosot. Tingkat imbal hasil atau yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun yang menjadi acuan bahkan telah menembus level 7,006 persen. (hsb)
Load more