Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Malaysia akhirnya memutuskan untuk mencabut subsidi solar (BBM) dan menggantinya dengan pemberian bantuan langsung tunai (BLT). Terhitung mulai Senin, 10 Juni 2024, harga solar di negeri jiran ini akan naik hingga 50 persen.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan Malaysia II Amir Hamzah Azizan dalam pernyataannya kepada media di Putrajaya, Minggu (9/6/2024). Dia menyebutkan, bahwa penerapan harga solar mulai diberlakukan seiring dengan dimulainya bantuan tunai Budi Madani.
Mulai pukul 00.00 hari Senin, harga bahan bakar solar yang dijual di seluruh pom bensin resmi di semenjanjung Malaya, Malaysia akan dinaikkan dari 2,15 ringgit Malaysia per liter, menjadi 3,35 ringgit Malaysia per liter (sekitar Rp11.600).
Namun, harga tersebut baru diterapkan di wilayah Semenanjung, sedangkan harga lama masih diberlakukan untuk wilayah Malaysia di Pulau Kalimantan, yakni negara bagian Sabah, Sarawak dan Labuan.
Di wilayah Malaysia di Pulau Kalimantan ini, harga solar masih tetap diberlakukan sebesar 2,15 ringgit Malaysia per liter, atau sekitar Rp7.400 per liter.
Namun, harga solar masih akan disubsidi untuk sektor - sektor yang memenuhi syarat, terutama untuk sektor logistik dan distribusi.
Melalui pemberian subsidi langsung dengan menggunakan kartu, pemerintah Malaysia menetapkan harga solar sebear 2,15 ringgit Malaysia untuk sektor kendaraan logistik (kategori SKDS 2.0).
Bahkan, untuk kendaraan angkutan umum darat (kategori SKDS 1.0) seperti bus sekolah, ambulans, dan pemadam kebakaran, harga solar justru lebih murah yakni hanya 1,88 ringgit Malaysia, atau sekitar Rp6.500 per liter.
Sementara untuk kategori ketiga, yakni untuk solar yang digunakan nelayan, harganya bahkan lebih murah yakni hanya 1,65 ringgit Malaysia, atau sekitar Rp5.700 per liter.
Subsidi Langsung
Pencabutan subsidi langsung di Malaysia ini dilakukan seiring membengkaknya beban subsidi BBM dalam sepuluh tahun terakhir. Untuk mengurangi beban pemerintah, Malaysia akan mengganti subsidi BBM dengan subsidi langsung.
Beberapa program subsidi yang akan dilakukan berupa bantuan tunai BUDI Individu sebesar 200 ringgit Malaysia atau sekitar Rp690 ribu per bulan kepada warga negara Malaysia yang memiliki kendaraan diesel pribadi.
Sedangkan BUDI Agri-Commodity bantuan tunai sebesar 200 ringgit Malaysia per bulan untuk petani kecil dan petani kecil komoditas untuk mengurangi dampak terhadap sumber pendapatan mereka.
Amir Hamzah menjelaskan bahwa tujuan menerapkan penargetan subsidi itu adalah untuk menghentikan kebocoran solar bersubsidi yang semakin marak dan menimbulkan kerugian negara hingga miliaran ringgit.
Pemerintah Malaysia menghabiskan 14,3 miliar ringgit Malaysia atau sekitar Rp49,37 triliun untuk subsidi solar pada 2023.
“Malaysia tidak bisa terus kehilangan miliaran ringgit karena meluasnya penyelundupan dan penyelewengan bahan bakar solar, ketika uang tersebut lebih baik digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan membangun negara,” katanya. (ant/hsb)
Load more