Pasalnya, muncul isu bahwa mengelola tambang harus memiliki sedikitnya modal Rp100 miliar.
Bahlil pun mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar karena tambang yang izinnya dimiliki oleh lembaga keagamaan bisa dikerjakan oleh kontraktor.
Ia mencontohkan, bahkan perusahaan raksasa tambang sekelas Freeport juga memakai kontraktor dalam mengelola pertambangan.
“Saya ini mantan pengusaha loh, saya jadi pengusaha tambang gak ada itu saya harus ada uang Rp100 miliar di awal. Emang kalian pikir pengusaha yang punya IUP ini semua harus punya duit dulu? Dikerjakan oleh kontraktor sebagian itu,” ujar Bahlil.
“Jadi tidak semuanya orang yang punya IUP itu dikerjakan langsung, pakai kontraktor. Freeport saja pakai kontraktor kok, KPC yang punya Bakrie Group juga pakai kontraktor kok,” lanjutnya.
Bahlil melanjutnya, menurutnya telah ada metodologi atau cara yang baik dalam menjalankan bisnis tambang secara modern.
Ia yakin bahwa kader organisasi kemasyarakat keagamaan saat ini sudah banyak orang-orang yang profesional yang dapat dipercaya.
Load more