Jakarta, tvOnenews.com - PT Bank Commonwealth (PTBC) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) akan melakukan penggabungan usaha. Rencana penggabungan dua bank milik investor asing ini akan mulai efektif pada 1 September 2024.
Rencana penggabungan kedua bank ini terungkap dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/6/2024).
"Di dalam rencana Penggabungan, PTBC akan menggabungkan diri dengan OCBC. OCBC akan menjadi Perusahaan Penerima Penggabungan dan setelah Penggabungan menjadi efektif, OCBC akan tetap menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di BEI," seperti dikutip dari keterbukaan informasi.
Hingga 1 Mei 2024, OCBC memiliki 200 kantor yang terdiri dari 1 kantor pusat, 43 kantor cabang, 145 kantor cabang pembantu, 10 kantor cabang syariah, dan 1 kantor fungsional non-operasional. Sementara PTBC memiliki 18 kantor cabang dan 6 kantor cabang pembantu.
Efektif 1 September 2024
Menurut prospektus yang dirilis, rencana penggabungan PTBC dan OCBC ini ditargetkanakan mulai efektf pada 1 September 2024. Sebelumnya, terdapat langkah - langkah yang harus dilakukan oleh kedua bank tersebut.
Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi sebelum Penggabungan dapat menjadi efektif. Pertama, OCBC dan PTBC wajib memperoleh seluruh persetujuan yang diperlukan dari masing - masing pemegang sahamnya.
Kedua, seluruh kewajiban berdasarkan anggaran dasar masing-masing OCBC dan PTBC, UndangUndang Pasar Modal serta UUPT terkait dengan Penggabungan wajib dipenuhi. Ketiga, tidak terdapat kreditur OCBC dan PTBC yang tidak menyetujui rencana Penggabungan atau kewajiban terhadap para kreditur OCBC dan PTBC yang tidak menyetujui rencana Penggabungan tersebut telah dipenuhi.
Keempat, diperolehnya pernyataan efektif Penggabungan dari OJK Pasar Modal. Kelima, diperolehnya izin Penggabungan dari OJK DIMB. Terakhir, adalah diperolehnya bukti pemberitahuan dari Menkumham atas Akta Penggabungan.
Kinerja Rugi
Dari sisi operasional, pada tahun 2023, laba bersih OCBC tercatat sebesar Rp4,09 triliun meningkat sebesar Rp0,76 triliun atau 23,0 persen dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp3,33 triliun.
Peningkatan ini dikontribusikan oleh kenaikan pendapatan bunga bersih dan penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan seiring dengan membaiknya kualitas kredit.
Per 31 Desember 2023, total pinjaman yang diberikan bruto mencapai Rp154,1 triliun, meningkat 12,0 persen dibandingkan 31 Desember 2022 sebesar Rp137,6 triliun. Sementara Dana pihak ketiga bank (DPK) mencapai Rp181,8 triliun, naik sebesar 3,2 persen dibandingkan Rp176,1 triliun pada akhir tahun 2022.
Pada periode yang sama, PTBC membukukan Pendapatan Operasional Lainnya sebesar Rp354,7 miliar pada tahun 2023, turun sebesar Rp90,9 miliar atau 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Turunnya pendapatan didorong oleh penurunan kinerja produk investasi dan bancassurance yang masih terkena dampak ketidakpastian perekonomian dunia, masih berlanjutnya ketegangan geopolitik yang berisiko tinggi, dan tingginya tingkat suku bunga.
Per 31 Desember 2023, PTBC mencatat rugi setelah pajak sebesar Rp788,7 miliar, naik dari rugi tahun 2022 sebesar Rp350,8 miliar. (hsb)
Load more