Jakarta, tvOnnews.com - Berbagai insentif dan perbaikan regulasi mulai berhasil menarik investasi di sektor minyak dan gas bumi (migas). Seiring dengan membaiknya iklim investasi, produksi minyak Indonesia ditargetkan bisa kembali mencapai 1 juta barel minyak per hari (BOPD/ barel oil per day).
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) akan bisa dicapai pada 2030.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (13/6/2024), mengatakan peningkatan tersebut berdampak signifikan pada lanskap investasi hulu migas, yang mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir.
"Data tahun 2023 menunjukkan peningkatan investasi mencapai 13,7 miliar dolar AS, meningkat 13 persen dari tahun 2022. Angka ini tidak hanya melampaui target rencana jangka panjang SKK Migas sebesar 5 persen, tetapi juga melebihi tren investasi global," kata Hudi.
Sementara pada 2024, rencana investasi ditetapkan sebesar 16,1 miliar dolar AS, naik 18 persen dari realisasi di 2023. Naiknya investasi ini, diyakini bisa meningkatkan aktivitas program kerja berkelanjutan di sektor hulu migas.
"Dengan meningkatnya investasi di hulu migas, program kerja seperti pengeboran, workover, dan well service juga meningkat sejak tahun 2021," kata Hudi.
"Giant Discovery"
Seiring dengan meningkatnya investasi di sektor hulu migas, SKK Migas juga mencatat adanya peningkatan signifikan dalam kegiatan eksplorasi, atau penemuan cadangan migas baru.
SKK Migas mencatat, nilai investasi eksplorasi hulu migas naik hingga 72 persen dalam tiga tahun, dari 0,54 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 0,93 miliar dolar AS pada 2023.
"Kenaikan itu berkontribusi pada penemuan sumber gas seperti di Geng North dan Layaran, yang termasuk dalam lima penemuan terbesar (giant discovery) dunia pada 2023," kata Hudi.
Bahkan, temuan-temuan cadangan besar (giant discovery) tersebut berlanjut di tahun 2024 dengan temuan pada sumur Tangkulo-1 di WK (Wilayah Kerja) South Andaman sebesar 2 TCF.
"SKK Migas berkomitmen untuk mendorong percepatan proses on stream temuan-temuan tersebut, memastikan bahwa mereka dapat segera berkontribusi pada produksi migas nasional secepat mungkin," kata Hudi.
Hambatan
Lebih lanjut Hudi menekankan bahwa SKK Migas perlu adaptif dengan kondisi yang dinamis tersebut. Ia menilai industri hulu migas masih menghadapi berbagai tantangan kompleks yang menghambat efisiensi dan perkembangannya.
Beberapa hambatan tersebut diantaranya adalah proses persetujuan lingkungan seperti UKL/UPL dan amdal serta perizinan lahan pertanian berkelanjutan (LP2B) masih memakan waktu cukup lama.
Selain itu, menurut Hudi, tantangan lainnya termasuk perizinan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut (KKPRL), tarif KKPRL yang berlaku surut, dan keterbatasan penyediaan tubing.
"Infrastruktur gas yang belum terhubung sepenuhnya menyebabkan kelebihan pasokan gas tidak bisa disalurkan dengan baik," lanjut Hudi.
Selanjutnya, isu sosial dan lingkungan seperti perambahan di area hulu migas dan permintaan ganti rugi atas tanah di kawasan hutan juga menjadi kendala.
Selain itu, aktivitas pengeboran ilegal menyebabkan kehilangan potensi produksi yang signifikan sehingga diperlukan penertiban dan penerapan hukuman pidana untuk efek jera.
SKK Migas berharap agar seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas di Indonesia dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut guna mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari di 2030. (ant)
Load more