Rembang, Jawa Tengah - Cuaca buruk yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir berimbas terhadap industri pengolahan ikan pindang di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Puluhan pengusaha ikan pindang mengeluhkan mahalnya harga bahan baku ikan pindang yang naik antara 40 hingga 50 persen akibat berkurangnya pasokan.
Puluhan pengrajin ikan pindang mengeluhkan mahalnya harga bahan baku ikan pindang akibat banyaknya nelayan yang tidak melaut. Saat ini harga ikan layang, sero dan tongkol kecil yang menjadi bahan baku pembuatan ikan pindang naik sekitar Rp 2.500 hingga Rp5.000 per kilogram, atau naik 40 hingga 50 persen dari harga sebelumnya.
“Saat ini harga bahan baku ikan pindang naik, kalau normalnya harga bahan baku pindang jenis ikan layang perkak antara sembilan ribu sampai sepuluh ribu rupiah per kilogram, sekarang sudah masuk di harga empat belas ribu rupiah, berarti naiknya khan sudah lumayan ini,” ujar Mairin, salah seorang pengusaha pindang di Desa Tasikagung, Rembang, Senin (10/1/2022).
Agar tidak mengalami kerugian, para pengusaha ikan pindang pun terpaksa menaikan harga jual ikan pindang ke konsumen. Namun kebijakan ini tidak sepenuhnya bisa menolong. Pasalnya dengan menaikan harga jual permintaan ikan pindang justru turun hingga 40 persen.
“Selain saya mengurangi jumlah produksi, untuk mengurangi kerugian saya naikkan harga jual. Namun dengan kenaikan harga, kini permintaan pindang turun sekitar 30 sampai 40 persen. Meski untungnya mepet, saya tetap berproduksi karena banyak warga yang bergantung dari usaha saya ini,” tambahnya.
Kenaikan harga bahan baku ikan pindang ini membuat pengrajin ikan pindang skala rumahan hingga skala industri di Rembang sangat terpukul. Pasalnya bisnis ikan pindang selama ini menjadi penopang hidup masyarakat di pesisir Pembang dengan tenaga kerja yang terserap mencapai ribuan orang. (Abdul Rohim/Bus)
Load more