Jakarta, tvOnenews.com - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh solid di tengah berbagai tantangan eksternal. Ekonomi Indonesia diperkirkan bisa tetap tumbuh 5,0 persen di 2024, dan 5,1 persen di 2025.
Hal tersebut terungkap dalam "2024 Article IV Consultation",laporan terbaru yang dirilis setelah utusan IMF yang dipimpin oleh Maria Gozalez, melakukan pertemuan dan konsultasi dengan otoritas keuangan dan moneter Indonesia pada 23 Mei - 6 Juni 2024 lalu.
IMF menilai, ekonomi Indonesia akan ditopang permintaan domestik yang dinamis bisa menutupi kekurangan yang datang dari turunnya harga komoditas.
TIngkat konsumsi masyarakat yang menjadi motor terbesar dalam komponen perekonomian Indonesia, akan tetap solid seiring dengan terjaganya tingkat inflasi.
"Ada keseimbangan risiko. Volatilitas harga komoditas, perlambatan ekonomi mitra dagang Indonesia, atau dampak limpahan dari tertundanya penurunan suku bunga di negara maju, akan menjadi faktor penekan," jelas IMF.
Sebaliknya, faktor pendorong ekonomi Indonesia akan datang dari pertumbuhan mitra dagang yang lebih tinggi dari perkiraan, atau adanya pelonggaran kebijakan moneter yang leibh awal, serta reformasi struktural yang lebih dalam yang bisa menaikkan kinerja ekonomi dalam jangka meengah.
Kebijakan Makro Yang Berhati - Hati
Lebih lanjut IMF mengakui bahwa kebijakan makroprudensial pemerintah Indonesia tetap prudent atau berhati - hati, yang bisa memberi dukungan di tengah ekonomi dunia yang bergejolak.
Pascapandemi Covid-19, IMF mengapresiasi turunnya tingkat defisit anggaran pemerintah. Bahkan, di tahun 2023 lalu, Indonesia berhasil mencatat surplus primer yang pertama dalam sepuluh tahun terakhir.
Tingkat defisit yang ditetapkan di bawah 3 persen, menurut IMF, akan memberi ruang bagi Indonesia untuk menopang pertumbuhan melalui pilihan kebijakan yang lebih ekspansif di tahun 2024 - 2025.
"Pembatasan defisit di bawah 3 persen, masih bisa menopang visi Indonesia Emas, khususnya jika ini ditopang oleh naiknya penerimaan, belanja pembangunan yang berkualitas, yang akan menjaga fiskal tetap aman," jelas IMF. (hsb)
Load more