Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahwa menargetkan kawasan industri Kalimantan Utara (Kaltara) akan bisa selesai dalam empat tahun.
Hal itu disampaikan setelah pertemuan dengan Kepala NDRC (National Development and Reform Commission) Zheng Shanjie, untuk mendukung implementasi kawasan industri Kaltara tersebut.
"Dari pertemuan dengan NDRC kita berharap satu bulan ke depan sudah bisa 'di-groundbreaking', sudah dimulai konstruksinya dan saya kira dalam waktu empat tahun sudah selesai," kata Luhut dikutip dari Antara, Selasa (18/6/2024).
Dalam kunjungannya ke China sejak Rabu pekan lalu, Menteri Luhut mengunjungi sejumlah kota dan daerah seperti Beijing, Jilin dan Shanghai. Luhut menemui Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Kepala NDRC Zheng Shanjie, pejabat dari Tsinghua University dan para pengusaha asal Tiongkok.
Saat bertemu Kepala NDRC Zheng Shanjie, Luhut menyebutkan bahwa salah satu pabrik di kawasan industri Kaltara nantinya bakal menjadi pabrik petrochemical terbesar di Asia dengan kapasitas mencapai 4x16 juta ton per tahun.
Kawasan Industri Hijau seluas sekitar 30 hektare di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) tersebut diperkirakan memiliki nilai investasi hingga 132 miliar dolar AS atau setara Rp2.164 triliun (kurs Rp16.400).
Selain pabrik petrokimia tersebut, ada juga rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina dengan kapasitas tiga juta ton.
Masih ada rencana pendirian pabrik besi dan baja (iron and steel) dengan kapasitas lima juta ton per tahun.
Selanjutnya rencana pabrik baterai kendaraan listrik maupun pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) akan dibangun dengan kapasitas 265 Giga Watt hour (GWh).
Terakhir adalah rencana pembangunan pabrik polycrystalline silicon dengan kapasitas 1,4 juta ton.
Proyek strategis kawasan industri Kaltara diketahui hanya berjarak 185 km dari Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kawasan industri di Kaltara juga sempat dibicarakan dalam pertemuan bilateral Presiden Joko WIdodo dan Presiden China Xi Jinping pada 27 Juli 2023. Salah satu pembahasan keduanya adalah "joint call" perusahaan di bidang petrokimia dan PLTA di Kaltara.
Load more