Jakarta, tvOnenews.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas meminta teknologi Artificial Inteligence (AI) diterapkan di kegiatan eksploitasi, bukan hanya untuk eksplorasi menemukan cadangan minyak baru.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam arahannya pada penutupan Raker TI 2024, pekan lalu, mengatakan bahwa Teknologi AI telah menjadi game changer di industri hulu migas (IHM).
"Penerapannya secara masif untuk mengolah data hasil survei seismik di sektor eksplorasi, telah memberikan keberhasilan nyata dengan penemuan hidrokarbon di laut dalam di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir," kata Dwi Soetjipto, di Nusa Dua, Bali, Jumat (14/6/2024).
Dia menyebutkan pada tahun 2023, Indonesia menjadi negara paling sukses dalam penemuan di laut dalam dengan menduduki peringkat 1 dan 2 giant discovery atau penemuan cadangan migas besar di dunia.
Dwi menyampaikan IHM masih memiliki permasalahan terkait kejadian unplanned shutdown, upaya meningkatkan keselamatan kerja untuk mencapai zero accident, illegal drilling dan lainnya. Dia mengharapkan penanganan terhadap ketiga aspek tersebut yang telah menyebabkan kehilangan produksi minyak dan gas cukup besar.
Potensi AI
Lebih lanjut Dwi Soetjipto menyampaikan agar Sistem IT juga harus dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan proyek tepat waktu. Selain itu, teknologi AI juga dapat meningkatkan kehandalan operasi dan pemeliharaan serta keselamatan dan kesehatan kerja
Terkait potensi hulu migas yang masih besar, Dwi Soetjipto meminta agar terus ditingkatkan penggunaan teknologi informasi termasuk AI agar data-data eksplorasi terus dapat dioleh dengan baik agar semakin meningkatkan kepercayaan investor akan potensi hulu migas.
"Penemuan giant discovery di Andaman dan Kutai tahun 2023 bukanlah akhir dari kegiatan eksplorasi, tetapi menjadi momentum untuk mendorong kebangkitan industri hulu migas untuk terus mendapatkan penemuan baru dimasa yang akan datang," katanya. (hsb)
Load more