Kendal, Jawa Tengah - Para pelaku usaha kuliner di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah mengeluhkan kenaikan harga elpiji non subsidi. Karena elpiji untuk usaha tidak boleh memakai elpiji bersubsidi, maka mau tak mau mereka harus membeli elpiji non subsidi meski harganya naik.
Mereka menjadi semakin galau. Jika tidak menaikkan harga maka keuntungan usaha menjadi semakin mepet. Sedang jika menaikkan harga, pelanggan akan kecewa dan tidak membeli. Padahal sebelum ini mereka sudah dihantam dampak pandemi.
"Untuk yang 3 kilo tabung hijau itu nggak naik. Tapi itu kan untuk warga yang membutuhkan subsidi. Kalau untuk usaha kan tetap pakai yang non subsidi. Tapi mau gimana lagi. Kita mau tak mau tetap jualan dengan harga lama daripada pembelinya lari," kata Aditya Wibawa, pengelola usaha kafe angkringan di Patebon Kendal.
Sementara itu, salah satu agen elpiji di Kendal mengungkapkan, memang ada penurunan penjualan di awal kenaikan harga harga pada bulan Desember.
"Memasuki pekan kedua Januari ini penjualan sudah berangsur normal. Mungkin pasar memang harus adaptasi dulu ya," jelas Budi, agen epliji di Kendal.
Sebagai informasi, gas elpiji non subsidi di Kendal mengalami kenaikan harga. Untuk ukuran 5,5 kilogram naik dari Rp.70 ribu menjadi Rp.81 ribu. Sedang yang ukuran 12 kilogram naik dari Rp.150 ribu menjadi Rp.166 ribu. (Teguh Joko Sutrisno/Buz)
Load more