Jakarta, tvOnenews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan nilai ekspor RI pada Mei 2024 tembus mencapai 22,33 miliar dolar AS atau setara Rp364,8 triliun (kurs Rp16.360), naik 13,82 persen secara bulanan.
Capaian ekspor tersebut dominasi kontribusi dari sektor industri pengolahan nonmigas (manufaktur) yang seluruhnya menyumbang devisa 20,9 miliar dolar AS atau Rp341 triliun pada periode Mei 2024.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam konferensi pers perkembangan ekspor dan impor Mei 2024 di Jakarta, Rabu (19/6/2024).
"Penyumbang utama peningkatan ekspor secara bulanan dan tahunan adalah ekspor industri pengolahan," kata Habibullah dilansir dari Antara.
Dijelaskan bahwa 10 golongan industri manufaktur penyumbang ekspor terbesar antara lain yakni bahan bakar mineral 3,3 miliar dolar AS (Rp53 triliun), besi dan baja 2,1 miliar dolar AS (Rp34 triliun), mesin dan perlengkapan elektrik 1,2 miliar dolar AS (Rp19,6 triliun), serta bijih logam, terak, dan abu menyumbang sebanyak 1,03 miliar dolar AS (Rp16,3 triliun
Adapun logam mulia dan perhiasan/permata 962 juta dolar AS. Disusul kendaraan dan bagiannya sebanyak 926 juta dolar AS, nikel dan turunannya 849,6 juta dolar AS.
Sementara itu, ekspor alas kaki 617 juta dolar AS, dan berbagai produk kimia sebanyak 558,5 juta dolar AS.
Selain menjadi penyumbang terbesar ekspor Mei 2024, seluruh komoditas tersebut turut berkontribusi besar dalam penjualan ekspor secara kumulatif sejak Januari-Mei 2024, yakni sebanyak 64,34 persen dari total ekspor periode itu yang mencapai 104,2 miliar dolar AS.
Ia mengatakan, negara tujuan utama ekspor nonmigas yakni China 4,73 miliar dolar AS (Rp77,4 triliun) atau 22,63 persen, Amerika Serikat 2,18 miliar dolar AS (Rp35,6 trilun) atau 10,45 persen, serta India dengan nilai ekspor 1,95 miliar dolar AS (Rp31 triliun) atau 9,31 persen. (ant/rpi)
Load more