Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan diversifikasi produk melalui hilirisasi industri rumput laut bisa membantu mewujudkan potensi pasar yang cukup besar di sektor tersebut.
Tak main-main, Kemenperin memperkirakan pada 2030 hasil hilirisasi rumput laut bisa mencapai 11,8 miliar dolar AS atau Rp193,7 triliun (kurs Rp16.416).
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika saat agenda temu bisnis industri pengolahan rumput laut di Jakarta baru-baru ini, mengatakan potensi itu bisa diwujudkan melalui optimalisasi nilai tambah ekonomi produk turunan dari rumput laut.
Produk turunan tersebut misalnya seperti biostimulan, bioplastik, pakan hewan, nutraseutikal, protein alternatif, farmasi, dan tekstil.
"Pengembangan dan inovasi produk diharapkan dapat mendorong hilirisasi rumput laut menjadi produk potensial tersebut," kata Putu Juli Andika dikutip dari Antara, Rabu (26/5/2024).
Putu Juli menyampaikan, untuk mewujudkan pemenuhan potensi pasar itu, pihaknya senantiasa bersinergi dengan berbagai kementerian/lembaga melalui afirmasi program.
Selain itu tentunya juga kebijakan yang sesuai arahan Presiden dalam rangka percepatan hilirisasi industri rumput laut nasional.
Pihaknya juga akan mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna, menerapkan program sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN), serta menyiapkan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi sektor tersebut.
Ia mengatakan dalam 10 tahun terakhir, Indonesia masih mendominasi ekspor rumput laut kering untuk konsumsi maupun bahan baku industri.
Namun penjualan ekspor produk tersebut belum mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan catatan 66,61 persen produk ekspor rumput laut Indonesia didominasi oleh rumput laut kering.
Sementara rumput laut olahan, seperti karagenan dan agar-agar masih sebesar 33,39 persen. Padahal potensi pasar produk olahan rumput laut cukup besar secara global.
"Pada tahun 2023, Indonesia memproduksi 10,7 juta ton rumput laut basah. Selama iniolahan rumput laut sebagian besar digunakan untuk produk makanan dan minuman sebesar 77 persen, sedangkan untuk farmasi, kosmetik, dan lainnya hanya sebesar 23 persen. Industri ini perlu lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pasar," katanya. (ant/rpi)
Load more