"Karena daya beli masyarakat terhadap EV (electric vehicle) mobil listrik di Eropa lagi turun. Jadi, pasarnya pun sekarang lagi turun karena kompetisi dengan mobil-mobil dari negara lain," kata Bahlil.
Bahkan, menurut Bahlil, penurunan pasar penjualan mobil listrik bukan hanya terjadi di Eropa, juga terjadi di AS.
"Dan Amerika juga sekarang lagi lesu pasarnya. Oleh karena lagi lesu, maka permintaan terhadap baterainya itu berkurang," ungkap Bahlil.
Ia juga memastikan bahwa hingga saat ini kedua perusahaan raksasa tersebut belum mencabut rencana investasinya di Indonesia.
"Oh nggak (mereka belum mencabut), kita masih dalam negosiasi dalam pembicaraan," katanya.
Namun, apa yang disampaikan Bahlil tersebut seolah tidak senada dengan kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Menteri Arifin tidak menampik bahwa kedua perusahaan Eropa tersebut memang benar-benar batal menalakukan investasi proyek pemurnian nikel.
Load more