Jakarta, tvOnenews.com - Minat masyarakat Indonesia terhadap produk - produk asuransi, khususnya asuransi jiwa kian berkurang. Dalam tiga tahun terakhir, pembayaran premi untuk asuransi jiwa di Indonesia ternyata terus menyusut.
Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia Alexander Grenz mengungkapkan hal tersebut terungkap dalam Allianz Global Insurance Report 2024 yang mencatat perkembangan industri asuransi di seluruh dunia.
Laporan tersebut menunjukkan bawa terjadi penurunan pembayaran premi asuransi jiwa di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Sementara di saat yang sama, premi asuransi umum dan kesehatan justru masih tumbuh.
Padahal, tingkat penetrasi asuransi jiwa di Indonesia jugmasih tergolong rendah yakni hanya 0,8 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan India (2,8 persen), Malaysia (2,6 persen), dan Filipina (1,2 persen).
Sementara dari tingkat pembayaran premi, rata - rata orang Indonesia hanya membayar sebesar 33 euro atau sekitar Rp546 ribu untuk asuransi jiwa.
Asuransi Umum dan Kesehatan
Di sisi lain, premi asuransi umum naik hampir dua kali lipat selama tiga tahun, dari 3 miliar euro menjadi 6,6 miliar euro atau sekitar Rp49,7 triliun di tahun 2023. Namun, kenaikan ini diperkirakan sebagian besar terjadi karena adanya inflasi dan kenaikan harga.
Sementara itu, menurut Alexander Grenz, nilai pendapatan premi asuransi kesehatan juga terpantau tumbuh dan telah mencapai 1 miliar euro atau sekitar Rp16,57 triliun pada 2023.
Sehingga secara keseluruhan, Allianz mencatat mencatat bahwa pendapatan premi asuransi umum di Indonesia pada tahun lalu masih meningkat 24,2 persen (yoy) menjadi 6,5 miliar euro atau sekitar Rp107,69 triliun.
“Di Allianz Indonesia, kami juga melihat pertumbuhan di lini bisnis asuransi jiwa dan umum, terutama asuransi umum yang mencatat pencapaian dua digit di 2023,” kata Alexander Grenz dalam pernyataannya.
.
Di luar Allianz, pasar asuransi Indonesia mengalami pertumbuhan yang solid pada tahun 2023. Pendapatan premi seluruh asuransi di Indonesia diperkirakan meningkat sebesar 3,6 persen menjadi 16,8 miliar euro.
Pasar Global
Selama dekade berikutnya, pasar asuransi global diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat tahunan sebesar 5,5 persen, yaitu dengan tingkat yang sama persis dengan GDP global. Pada dekade sebelumnya, pertumbuhan asuransi tertinggal di belakang pertumbuhan ekonomi.
Bobot dari tiga segmen akan bergeser. Segmen asuransi umum akan tumbuh sebesar 4,7 persen per tahun, setelah tumbuh 5,0, persen per tahun dalam sepuluh tahun sebelumnya, karena kenaikan harga yang terkait dengan inflasi akan mereda.
Segmen kesehatan juga diperkirakan akan tumbuh sedikit lebih lambat menjadi 7,3 persen per tahun. Sebaliknya, segmen asuransi jiwa mungkin tumbuh sebesar 5,1 persen per tahun (naik dari 3,5 persen per tahun) mendapat manfaat dari suku bunga yang lebih tinggi.
"Secara keseluruhan, kumpulan premi global akan meningkat hampir 5 triliun euro," seperti dikutip dari laporan tersebut.
Sebagian besar pertumbuhan ini akan berada di segmen asuransi jiwa (1.887 miliar euro) dengan Asia (tanpa Jepang) tetap menjadi mesin pertumbuhan untuk bisnis asuransi jiwa globa. Wilayah ini diperkirakan akan menyumbang setengah dari pertumbuhan premi absolut (928 miliar euro). (hsb)
Load more