Jakarta, tvOnenews.com - Mata uang dolar AS bergerak melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia, termasuk rupiah. Pernyataan Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve) Jerome Powell memicu sentimen negatif terhadap dolar di pasar valuta asing.
Saat berbicara dalam konferensi kebijakan moneter di Portugal, pernyataan Powell yang mengindikasikan kebijakan bank sentral yang lebih longgar (dovish), dimana terbuka peluang bagi dimulainya penurunan suku bunga di Amerika Serikat di tahun ini.
Komentar dari pejabat tinggi bank sentral AS ini dilontarkan menyusul rilis data yang menunjukkan kondisi ketenagakerjaan yang menurun pada bulan Mei 2024 lalu, yang mengindikasikan mulai melambatnya perekonomian di negara tersebut.
Peluang penurunan suku bunga di Amerika Serikat ini langsung berdampak negatif terhadap nilai tukar dolar di pasar global. Turunnya tingkat suku bunga AS mengurangi minat investor terhadap dolar dan membuat investor melepas dalam aset dolar.
Pada Rabu (3/7/2024), indeks dolar yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia turun 0,1 persen ke level 105,71. Padahal sejak dua pekan lalu, indeks dolar secara konsisten bergerak menguat menyusul naiknya tingkat imbal hasil atau yield obligasi pemeritah AS.
DI tengah turunnya indeks dolar, nilai tukar dolar Australia terpantau menguat 0,1 persen terhadap dolar AS. Sementara, mata uang Poundsterling Inggris naik 0,3 persen. Namun, Yen Jepang dan Euro masih terpantau bergerak stagnan terhadap dolar AS.
Rupiah Menguat
Sementara dari dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menguat, seiring dengan melemahnya nilai tukar dolar AS. Pada akhir perdagangan Rabu, rupiah naik 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.371 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.396 per dolar AS.
"Pasar juga akan mengamati rilisan angka Non Farm Payroll (data pembayaran gaji tenaga kerja di luar sektor pertanian) yang akan menjadi aktor utama fundamental pasar keuangan awal bulan Juli ini," kata analis Finex, Brahmantya Himayan.
Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu turun ke level Rp16.387 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.384 per dolar AS.
Brahmantya menuturkan angka NFP Jumat pekan ini diperkirakan akan turun menjadi sebesar 194 ribu, jika angka aktual sesuai atau lebih lemah dari perkiraan maka akan berimplikasi terhadap pelemahan dolar AS dan positif untuk nilai rupiah.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu turun ke level Rp16.387 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.384 per dolar AS. (ant/hsb)
Load more