Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup menguat setelah data inflasi Amerika Serikat sesuai ekspektasi pelaku pasar.
Rupiah kamis (13/1) sore ditutup menguat 29 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.295 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.324 per dolar AS.
"USD terkoreksi signifikan setelah data inflasi yang kurang lebih sesuai dengan perkiraan pasar dan tidak akan diberikannya insentif tambahan apapun pada kecepatan kebijakan pengetatan (kenaikan suku bunga) oleh The Fed," kata analis DC Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Indeks harga konsumen (IHK) AS meningkat 0,5 persen bulan lalu setelah naik 0,8 persen pada November. Secara tahunan, IHK melonjak 7 persen, kenaikan terbesar sejak Juni 1982.
Gubernur The Fed Jerome Powell pun tidak memberikan indikasi yang jelas bahwa bank sentral sedang terburu-buru untuk mempercepat rencana pengetatan kebijakan moneter.
"Di sisi lain, dampak dari dibukanya kembali ekspor batu bara masih memberi sentimen positif pada rupiah," ujar Lukman.
Pemerintah kembali membuka izin ekspor batu bara namun hanya diberikan kepada produsen yang telah memenuhi kewajiban pasokan ke dalam negeri (domestic market obligation/DMO).
Load more